Tidak ada yang membantah, jika menyebut China sebagai negara produsen smartphone terbesar dunia.
Tiga dari lima besar vendor smartphone global dihuni pabrikan asal China, seperti Huawei, Xiaomi, dan Oppo.
Selain memiliki pabrik perakitan, China juga menjadi pemasok komponen smartphone pabrikan non-China, termasuk Apple.
China akan mendapat tantangan dari India yang berambisi menjadi pusat manufaktur elektronik dunia, termasuk smartphone.
Pasalnya, India berinvestasi sebesar 500 miliar rupee atau setara dengan Rp 92,4 triliun.
Sebagai langkah awal, pemerintah India akan menargetkan lima pemasok global dan memperluas insentif keuangan sebesar 6 persen pada peningkatan penjualan barang yang dibuat di India dalam jangka waktu lima tahun.
Pemerintah juga akan menyuntikkan insentif hingga 25 persen pada capital expenditur yang diberikan untuk memproduksi komponen elektronik, semikonduktor, dan komponen lain.
Perusahaan manufaktur yang memiliki fasilitas siap pakai (ready to use) juga akan diberikan penawaran.
Menteri Elektronik, Teknologi dan Informatika India, Ravi Shankar Prasad, mengatakan bahwa insentif ini bisa menjadikan India eksportir komponen smartphone terbesar di dunia dan menciptakan jutaan lapangan kerja di India.
Diprediksi, kebijakan ini akan menambah nilai lokal manufaktur elektronik di India hingga 40 persen pada tahun 2025.
Perdana Menteri India, Narendra Modi sebelumnya meminta agar India bisa berdikari dalam manufaktur lokal dan mencipatakan lebih banyak lapangan pekerjaan demi memulihkan ekonomi yang terdampak pandemi corona.
Beberapa waktu lalu, India sempat melakukan lockdown atau karantina wilayah karena kasus Covid-19 yang meningkat di sana.
"Skema ini akan membantu India menjadi negara yang bisa mandiri secara total dan memenetrasi pasar global," jelas Amitabh Kant, CEO Niti Aayog, sebuah lembaga think tank pemerintah.
"Ini akan membuat India menjadi pemimpin manufaktur elektronik global," imbuh Aayog.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR