Tren belanja online semakin diminati masyarakat selama fase normal baru, terutama pada layanan pesan-antar bahan makanan atau grocery. E-commerce, Gojek, Grab, dan platform media sosial pun mulai menggarap pasar tersebut. Lantas, bagaimana peta persaingannya?
Ketua Asosiasi Modal Ventura Untuk Startup Indonesia Jefri R Sirait mengatakan pandemi corona membuat pola perilaku konsumen berubah yaitu lebih sering menggunakan layanan online.
Algoritma sejumlah perusahaan teknologi pun semakin jeli untuk memilah layanan mana saja yang trennya bertahan atau naik di tengah pandemi ini.
Pembatasan sosial atau physical distancing yang dilakukan masyarakat maupun pemerintah mau tak mau membuat perusahaan teknologi berinovasi dan mengembangkan produknya agar lebih diminati konsumen.
Layanan pesan-antar makanan dan grocery ke depan pun bakal semakin tinggi pertumbuhannya.
Seiring permintaan konsumen yang meningkat, produk-produk yang ditawarkan berbagai platform tersebut pun semakin mirip, sehingga bakal terjadi kompetisi. Saat ini, saluran untuk berbelanja pun menjadi beragam, mulai dari televisi hingga media sosial, seperti Youtube, Instagram, WhatsApp, dan Google.
"Persaingan menurut saya adalah hal yang wajar. Oleh karena itu, dalam sebuah kompetisi maka kualitas menjadi hal yang penting," ujar Jefri.
Dengan adanya kualitas, Jefri perusahaan dapat memperoleh produktivitas yang bagus sehingga pengeluaran yang mereka gelontorkan untuk menciptakan dan mempromosikan produk tersebut dapat menghasilkan keuntungan dari konsumennya.
"Itulah yang disebut persaingan," ujar dia.
Meski demikian, Jefri mengatakan bahwa tak menutup kemungkinan bahwa perusahaan e-commerce dan startup agritech seperti Tanihub, Sayurbox, Tukangsayur, dan sebagainya akan saling berkolaborasi di tengah situasi pandemi ini. "Kalau layanan mereka digabungkan , pasti ada tujuannya. Misalnya, mereka ingin market share lebih banyak dan luas, fundamental lebih diperkuat, dan sebagainya," ujar dia.
Wakil Ketua Amsevindo Donald Wihardja mengatakan, sejumlah e-commerce tengah berkompetisi untuk meningkatkan pengalaman pengguna alias User Interface dan User Experience (UI/UX) di platform mereka. Sesuai tren yang ada saat ini, menurut dia, para e-commerce akan didominasi oleh platform-platform yang sudah populer.
"Apakah channel e-commerce berbasis social commerce, Instagram, Whatsapp, Facebook, dan lain-lain akan terus berkompetisi dengan kuat? Kami terus memantaunya," ujar Donald.
Direktur Shopee Indonesia Handhika Jahja mengatakan, semenjak adanya pandemi corona perusahaan menemukan setidaknya ada empat tren utama untuk pasar makanan dan kebutuhan bahan makanan di Indonesia. Pertama, konsumen beralih ke platform online untuk membeli produk makanan.
"Salah satunya, masyarakat memilih e-commerce sebagai kanal untuk membeli makanan dan bahan makanan, di mana tren ini ditandai oleh peningkatan 4 kali lipat pembelian produk makanan di platform kami secara berulang dalam sebulan," ujar Handhika.
Kedua, belanja makanan dan bahan makanan berevolusi seiring berjalannya waktu untuk beradaptasi dengan pandemi corona.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR