KYOCERA dan TMDU (Tokyo Medical and Dental University) hari mengumumkan proyek riset bersama untuk mengembangkan suatu headset nirkabel yang bisa memonitor secara akurat biometrik dari pasien COVID-19. Headset nirkabel itu diyakini akan bisa membantu dalam kegiatan reahabilitasi pasien COVID-19 yang dilakukan TMDU di Jepang, termasuk untuk mengurangi risiko infeksi terhadap tenaga medis atau staf rehabilitasi berhubung bisa dilakukan dari jarak jauh. Headset nirkabel bersangkutan pun dipercaya nantinya bisa berguna untuk pasien selain COVID-19.
"Peran dari pusat rehabilitasi adalah penting untuk para pasien COVID-19 yang sedang dalam penyembuhan karena kecenderungan mereka untuk mengembangkan trombosis (pengumpalan darah) dan cerebral infarction (stroke)," ujar Dr. Tomoko Sakai (Director of the rehabilitation center, Tokyo Medical and Dental University).
Pusat rehabilitasi pada TMDU Medical Hospital memang telah memperkenalkan terapi untuk para pasien COVID-19 yang sakit berat. Selain itu, pusat rehabilitasi tersebut juga sudah memperkenalkan rehabilitasi secara jarak jauh untuk para pasien COVID-19 yang sakitnya tidak berat dan telah cukup pulih untuk berjalan sendiri. Nah, untuk mendukung kegiatan rehabilitasi bersangkutan dan juga mengurangi risiko tenaga medis atau staf rehabilitasi terkena COVID-19, Department of Cardiovascular Medicine dari TMDU Medical Hospital berencana untuk mengembangkan headset nirkabel bersama KYOCERA.
Headset nirkabel yang risetnya telah dimulai KYOCERA dan TMDU itu ditujukan untuk memonitor biometrik dari pasien COVID-19 seperti SpO2 atau saturasi oksigen dalam darah secara real-time. Komunikasi antara headset nirkabel dengan tenaga medis atau staf rehabilitasi dilakukan menggunakan jaringan nirkabel standar. Prototipe yang dikembangkan KYOCERA dan TMDU pun diklaim sudah mampu melakukan hal tersebut. Selain meminimalkan risiko infeksi COVID-19 karena tenaga medis atau staf rehabilitasi tidak mesti berada di dekat pasien, headset nirkabel itu juga disebutkan memungkinkan penilaian yang lebih terperinci.
Headset nirkabel yang dimaksud menggunakan teknologi audio bone-conduction dan bukannya mikrofon dan speaker. Teknologi ini diklaim meniadakan noise sekitar yang tidak diinginkan dan memungkinkan pasien untuk menggerakkan anggota tubuhnya secara bebas ketika berolahraga.
Ke depannya KYOCERA dan TMDU berharap bisa mengurangi ukuran dari headset nirkabel yang dikembangkan agar lebih nyaman digunakan. Begitu pula dengan kemampuan memonitor biometrik dari pasien secara real-time ketika mereka berada di rumah memulihkan diri. Penggunaanya pun nanti ditargetkan tidak sebatas untuk pasien COVID-19 saja.
KOMENTAR