Workday mengumumkan ketersediaan aplikasi augmented analytics barunya yang disebut People Analytics. Workday People Analytics diklaim bisa membantu perusahaan dalam mengoptimalkan tenaga kerja.
Minggu lalu, Workday mengumumkan ketersediaan aplikasi augmented analytics barunya yang disebut People Analytics di dunia. Workday People Analytics diklaim bisa membantu organisasi dalam mengoptimalkan tenaga kerja alias karyawannya. Dengan Workday People Analytics, organisasi bisa dengan cepat dan mudah mengetahui berbagai hal sehubungan tenaga kerjanya; seperti komposisi, churn rate, dan karyawan berbakat; sehingga bisa mengambil langkah untuk meningkatkannya.
"Sekarang, lebih dari sebelumnya. para perusahaan perlu untuk mengerti akan tenaga kerjanya — siapa yang mereka dapat, apa yang bekerja, apa tidak, dan di mana terdapat peluang untuk melakukan peningkatan," ujar Pete Schlampp (Executive Vice President, Product Development, Workday). "Krisis ini memaksa tenaga kerja untuk berubah secara cepat dan para perusahaan perlu untuk mengerti secara mudah aneka insight mengenai karyawan berbakat untuk membantu mereka merespons secara cepat, sehingga mereka bisa muncul lebih kuat dan terus-menerus membangun tenaga kerja yang lebih optimal, beragam, dan produktif," tambah Pete Schlampp.
Workday mengklaim People Analytics bisa mengindentifikasi berbagai risiko dan peluang teratas sehubungan tenaga kerja organisasi dan menghantarkan aneka insight tersebut dalam bentuk informasi yang mudah dicerna. Alhasil, Departemen Sumber Daya Manusia dan para pemimpin organisasi bisa mengambil keputusan sehubungan tenaga kerja secara lebih baik dan cepat untuk menghasilkan bisnis yang lebih bagus.
Workday pun menyebutkan terdapat lima area utama yang secara otomatis dihadirkan insight-nya oleh People Analytics. Kelima area itu adalah seperti berikut.
Komposisi Organisasi. Workday People Analytics bisa memberikan insight seputar pergerakan jumlah tenaga kerja dan biayanya. Pada saat pandemi COVID-19 yang membuat lokasi bekerja banyak tenaga kerja berubah, Workday People Analytics bisa menganalisis biaya tenaga kerja berdasarkan daerah dan kantor. Alhasil, organisasi bisa mengoptimalkan sumber daya dan menemumkan peluang untuk menekan biaya.
Retensi dan Atrisi. Workday People Analytics memungkinkan organisasi untuk mendapatkan pemahaman lebih dalam mengenai alasan berbagai tenaga kerja yang mengundurkan diri, keluar dari organisasi. Dengan insight ini, organisasi bisa memperbaiki dirinya sehingga lebih bisa mempertahankan tenaga kerjanya dan mengurangi jumlah teanga kerja yang keluar.
Keberagaman dan Inklusi. Workday People Analytics bisa memberikan insight seputar demografi dari tenaga kerja. Organisasi bisa mengetahui keberagaman tenaga kerja dan apakah ada kelompok masyarakat yang perlu ditingkatkan inklusinya.
Perekrutan. Workday People Analytics bisa mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan proses merekrut dan menunjukkan bottleneck pada proses merekrut saat ini. Dengan insight yang diberikan, organisasi bisa meningkatkan apa yang ditawarkannya pada calon tenaga kerja.
Bakat and Kinerja. Workday People Analytics bisa membantu organisasi mengembangkan tenaga kerja dengan cara-cara baru. Workday People Analytics misalnya bisa menandai tenaga kerja berbakat yang memiliki potensi tinggi sehingga organisasi bisa mengembangkannya. Begitu pula dengan tenaga kerja dengan kinerja tinggi.
KOMENTAR