Sejumlah perusahaan besar ramai memboikot pasang iklan di media sosial Facebook sebagai bentuk protes setelah Facebook dinilai gagal mengatasi ujaran kebencian.
Beberapa perusahaan seperti Adidas, HP, Ford, Unilever, Coca-Cola, Honda, sampai Starbucks telah berhenti mengiklan di Facebook.
Selain itu, diprediksi akan banyak lagi perusahaan yang akan mencabut iklan berbayarnya di Facebook. Memang, berapa keuntungan yang didapat Facebook dari iklan?
Facebook menghasilkan US$69,7 miliar setara Rp1.000 triliun (kurs Rp14.200/US$) dari iklan pada tahun 2019. Nilai itu seperti 98% pendapatan Facebook tahun ini.
Sebagian besar pendapatan iklan itu tidak hanya datang dari perusahaan besar seperti Starbucks dan Coca-Cola. Bisnis menengah dan skala kecil juga banyak yang menggunakan iklan berbayar di Facebook.
"Facebook memiliki sejumlah klien pengiklan besar. Namun, jika dilihat Facebook jelas juga bergantung pada pengiklan bisnis menengah dan kecil" kata Nicole Perrin, seorang analis di eMarketer.
Menurut data dari firma riset pemasaran Pathmatics, ada 8 juta pengiklan yang dimiliki Facebook, 100 merek besar di antaranya menyumbangkan US$4,2 miliar (Rp60 triliun) untuk iklan di Facebook tahun lalu atau sekitar 6% dari pendapatan iklan Facebook.
Pendapatan Facebook dari Iklan selalu meningkat. Menurut eMarketer pada 2009 pendapatan iklan Facebook mencapai US$761 juta (Rp10,9 triliun).
Platform iklan Facebook difasilitasi pilihan jumlah pengguna yang akan melihat iklan perusahaan itu.
Saat ini perusahaan dapat mengakses sampai 2,6 miliar pengguna yang akan melihat iklan perusahaan. Bahkan, di Instagram dengan akses 1 miliar pengguna dihargai US$1 miliar pada 2012.
Pada saat yang sama, yang menjadi pertanyaan lagi apakah banyak pengiklan besar dan kecil mampu melepas iklan mereka dari platform untuk waktu yang lama. Mengingat Facebook merupakan platform terkuat dalam periklanan untuk meningkatkan pemasaran perusahaan.
Merek-merek besar yang memilih boikot Facebook sekarang memiliki anggaran besar dan beberapa tempat lain untuk beriklan.
Beberapa melaporkan banyak alternatif iklan di berbagai platform lain seperti Google, Amazon, TikTok, dan Snapchat.
Tetapi untuk jutaan usaha kecil dengan anggaran yang minim mungkin sampai saat ini masih enggan ikut boikot iklan di Facebook.
"Tidak mungkin usaha kecil dan merek kecil akan bergabung dengan boikot, karena merekalah yang paling bergantung pada Facebook untuk akses ke pelanggan mereka," kata Perrin.
Bahkan merek-merek besar yang telah bergabung dengan boikot itu mengatakan hanya sementara menghentikan iklan di Facebook.
Mereka mengaku tak sepenuhnya lepas dari Facebook. Mereka akan tetap mengunggah konten di media sosialnya yang tidak berbayar seperti di Facebook dan Instagram yang memiliki jutaan pengikut.
Perlu diingat, kasus ini berlangsung di tengah krisis pandemi Corona. Beberapa perusahaan akan mempertimbangkan bagaimana nasib perusahaan jika tanpa iklan dengan mengingat bahwa pandemi Corona telah berdampak pada ekonomi perusahaan.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Cakrawala |
KOMENTAR