E-commerce berstatus unicorn Tokopedia mengungkapkan bahwa selama pandemi Covid-19 telah terjadi lonjakan signifikan akan jumlah pesanan yang ditangani oleh layanan TokoCabang.
“Jumlah pesanan di TokoCabang mengalami peningkatan hingga lebih dari 2,5 kali lipat pada kuartal kedua 2020 jika dibandingkan dengan kuartal pertama pada tahun lalu” ujar Erwin Dwi Saputra, Head of Fulfillment Tokopedia.
TokoCabang sendiri merupakan layanan dari Tokopedia yang memungkinkan penjual menitipkan stok di gudang Tokopedia pada wilayah dengan jumlah permintaan tinggi
Dengan memanfaatkan layanan ini, penjual di platform Tokopedia tidak perlu lagi mempertimbangkan isu operasional, mulai dari menerima pesanan, mengemas hingga mengantarnya ke kurir, terutama ketika menghadapi lonjakan permintaan.
“Kehadiran TokoCabang telah menjawab tantangan logistik kepulauan dengan membantu para pelaku usaha di Indonesia memenuhi kebutuhan masyarakat di berbagai wilayah dengan lebih mudah, terutama di masa pandemi saat ini,” jelas Erwin.
Dilanjutkan Erwin, sejak diluncurkan pertama kali pada 2019 lalu, TokoCabang telah tersedia di wilayah Jakarta, Bandung dan Surabaya.
“Awal tahun 2020, ada penambahan di Makassar dan segera hadir di Medan dan Palembang pada Juli ini,” imbuh Erwin.
Berbagai inovasi pada TokoCabang pun terus dilakukan demi memudahkan para penjual di Tokopedia.
Misalnya, melalui kehadiran lebih banyak fitur hingga pembaruan dasbor menjadi lebih komprehensif, yang dapat mempermudah penjual dalam hal pengelolaan stok produk.
Baca Juga: Beredar Link untuk Unduh 91 Juta Data Pengguna Tokopedia, Begini Kata Pakar
Saat ini, para penjual bisa memanfaatkan layanan TokoCabang secara gratis selama 30 hari, lalu cukup membayar biaya jasa layanan Rp3.000 untuk setiap barang yang terjual.
Dalam praktiknya, layanan TokoCabang telah berhasil menangani pesanan pada bazar buku online Big Bad Wolf di Tokopedia pada 27 April-3 Mei dan 24-30 Juni lalu.
“Ratusan ribu buku yang terjual dikemas dan didistribusikan ke berbagai wilayah di Indonesia dengan lebih cepat lewat layanan TokoCabang,” kata Erwin.
Seperti diketahui, pandemi Covid-19 telah membuat mobilitas masyarakat menjadi sangat terbatas, termasuk dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga pola belanja cenderung bergeser dari offline ke online.
Karena itu, tak heran bila jumlah penjual online seperti di platform Tokopedia mengalami peningkatan drastis.
Menurut data internal Tokopedia, pada Februari 2020, sudah ada lebih dari 7,3 juta penjual di Tokopedia.
Sedangkan pada Mei 2020, terjadi penambahan lebih dari satu juta penjual baru menjadi total 8,3 juta penjual.
Baca Juga: Sekarang Pengguna Paper.id Bisa Lakukan Pembayaran via Tokopedia
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR