CEO PT Sigma Cipta Caraka (Telkomsigma) Sihmirmo Adi mengungkapkan bahwa adopsi teknologi cloud merupakan sebuah keniscayaan bagi perusahaan/organisasi di era transformasi digital.
“Saat ini sudah mulai terlihat dan rasanya makin ke depan tren menuju maraknya teknologi cloud digunakan sebagai infrastruktur dasar dari seluruh industri itu akan menjadi kenyataan,” kata Sihmirmo dalam acara webinar InfoKomputer TechGathering bertajuk “Mengelola Infrastruktur Digital di Era New Normal” yang digelar Kamis (16/7).
Ia menyebut, adopsi cloud sedini mungkin akan lebih baik karena dengan demikian perusahaan dapat mempunyai ketahanan dan keunggulan yang kemudian membawa sustainability (keberlanjutan) dan actuality (aktualitas) dalam menjalankan bisnisnya.
“Dengan cloud, kita bisa fokus ke bisnis inti tanpa perlu pusing dengan yang namanya IT operations. Istilahnya, serahkan pada ahli yang bisa melakukannya dengan baik dan menjaganya (data) untuk kita. Jadi kita fokus ke bisnis saja,” tutur Sihmirmo.
Dalam pemaparannya, ia juga menyebutkan bahwa sebenarnya ada dua hal yang perlu diperhatikan perusahaan ketika memilih cloud provider, yaitu faktor biaya dan security (keamanan).
Pertama, faktor biaya. Sihmirmo menegaskan bahwa jangan mudah terpancing dengan biaya yang ditawarkan cloud provider.
“Kalau perusahaan kita menggunakan cloud itu untuk hal-hal terkait transaksi, maka kita perlu melihat juga bahwa itu nanti secara transaksional akan membebani atau tidak. Karena harus diingat bahwa cloud provider yang dari luar negeri itu networknya mau tidak mau - karena mereka di sini (Indonesia) adalah tamu atau menumpang - ikut dari network-network provider lokal, dan otomatis itu membuat biaya mereka tidaklah murah,” ujar Sihmirmo.
Menurutnya, cloud provider dari luar negeri biasanya akan mengenakan biaya murah di depan ketika posisi perusahaan masih berbentuk startup. Namun, begitu perusahan sudah masuk ke transaksional maka harganya akan multiply (berlipat ganda).
“Nah, kita harus memilih perusahaan yang didukung oleh network provider yang cukup kuat dan kemudian yang terpenting dari dalam negeri. Karena, biayanya akan jauh lebih murah daripada provider-provider cloud yang tidak didukung oleh network provider yang kompeten,” jelas Sihmirmo.
Sedangkan faktor kedua adalah security. Perusahaan disarankan memilih cloud provider yang sudah dilengkapi dengan standar security yang cukup.
"Misalkan ada orang lain yang coba menjebol lewat celah dari pintu samping, belakang atau manapun itu tetap aman karena sudah ada penjaganya. Rasanya, rata-rata cloud provider kebanyakan saat ini sudah cukup dilengkapi prosedur security yang mumpuni,” terangnya kembali.
Baca Juga: Strategi Perusahaan IT Bertahan dan Raup 'Cuan' di Tengah Pandemi
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR