Sebagaimana dirangkum The Verge, belum diketahui siapa pihak yang melakukan aksi ini. Belum dapat dipastikan pula apakah aksi ini dilakukan seorang diri atau berkelompok.
Menurut pihak Twitter, pelaku diyakini menggunakan metode rekayasa sosial secara terkoordinasi untuk mengambil alih sistem internal Twitter.
Setelah merangsek ke sistem backend, peretas bisa mengakses beberapa akun terverifikasi yang memiliki banyak followers.
Namun, belum dijelaskan lebih detail bagaimana hal itu bisa terjadi. Kabar terbaru menyebut ada sekitar 130 akun yang menjadi target peretasan.
Sebanyak 45 akun di antaranya berhasil diretas dengan cara reset password, dan kembali log in.
Kemudian, pelaku mengunggah twit penipuan Bitcoin. Akun yang berhasil diretas dikuasai sekitar dua jam.
Twitter pun mengambil beberapa langkah ekstrem untuk mengurangi dampak tersebut. Seperti membatasi beberapa akun centang biru atau terverifikasi untuk mereset password dan mengunggah twit.
Namun, tidak semua akun yang mendapat pembatasan adalah akun yang diretas. Twitter mengatakan beberapa akun yang sempat dibatasi sudah mulai pulih kembali.
Senat Amerika Serikat meminta Twitter untuk memberikan pernyataannya pada tanggal 23 Juli mendatang.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR