Di era green consumerism seperti saat ini, Industri Makanan dan Minuman (Mamin) harus mampu menjawab tuntutan konsumen yang semakin kritis terhadap kualitas produk, transparansi informasi serta dampaknya terhadap lingkungan.
Demi membantu Industri Mamin menjawab tantangan tersebut, Schneider Electric menawarkan solusi EcoStruxure for Food and Beverage yang mengintegrasikan Industrial IoT (Internet of Things) dan teknologi otomasi di seluruh aspek rantai nilai industri tersebut.
Perusahaan asal Prancis ini mengklaim bahwa solusi tersebut dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi energi, transparansi dan kemampuan pelacakan mulai dari ketersediaan bahan baku, proses produksi hingga jalur distribusi produk sampai ke tangan konsumen.
Dalam virtual conference yang digelar Rabu (5/8), Hedi Santoso selaku Industrial Automation Business Vice President Schneider Electric Indonesia and Timor Leste, mengatakan bahwa Industri Mamin secara global akan menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks di era green consumerism.
“Tuntutan akan penggunaan bahan baku dan proses produksi yang ramah lingkungan, pengelolaan produksi dan asset yang semakin kompleks, standarisasi dan regulasi yang makin ketat, serta distribusi produk yang luas cakupan area dan multi-channel dapat dijawab dengan memaksimalkan pemanfaatan teknologi industri 4.0 dalam empat fokus area yaitu Smart Manufacturing, Smart Facilities, Smart Food Safety dan Smart Supply Chain,” papar Hedi.
Baca Juga: Lakukan Transformasi Digital, PT Gunung Raja Paksi Gandeng IBM dan SAP
Dilanjutkan Hedi, solusi EcoStruxure for Food & Beverage mampu mengintegrasikan keempat area tersebut sehingga dapat meningkatkan kinerja bisnis Industri Mamin, mengoptimalkan produktivitas, efisiensi energi, transparansi dan keterlacakan; dan pada akhirnya meningkatkan reputasi dan kepercayaan konsumen, serta unggul di era green consumerism.
“Solusi Ini telah terbukti secara global dapat meningkatkan efisiensi operasional dan pengurangan biaya energi hingga 60 persen, pengurangan biaya integrasi hingga 50 persen, pengurangan biaya operasional hingga 30 persen,” ujar Hedi kembali.
Selain menyediakan solusi, Schneider Electric Indonesia juga telah lama bekerjasama dengan Kementerian Perindustrian Republik Indonesia untuk melakukan pendampingan dan pelatihan untuk para pelaku industri yang ingin melakukan transformasi digital, termasuk salah satunya Industri Mamin.
Dalam kesempatan yang sama, Sony Sulaksono selaku Kepala Puslitbang IKFTLMATE, Badan Penellitian dan Pengembangan Industri (BPPI), Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, menyampaikan bahwa Industri Mamin merupakan salah satu dari lima sektor yang menjadi prioritas Kemenperin dalam percepatan Making Indonesia 4.0.
“Dalam rangka mendukung dan mengakselerasi penerapan teknologi industri 4.0 di industri mamin, Kemenperin telah melakukan berbagai program, antara lain: peluncuran INDI 4.0 sebagai alat ukur tingkat kesiapan industri dalam bertransformasi ke industri 4.0; pelatihan dan pendampingan transformasi digital industri mamin; penghargaan INDI 4.0 Award; penunjukkan pabrik PT. Schneider Electric Manufacturing Batam sebagai perusahaan Lighthouse nasional; sosialiasi Making Indonesia 4.0; serta membantu pelaksanaan self -assesment INDI 4.0 untuk industri mamin di Indonesia<’ terang Sony.
“Kemenperin juga ke depannya berencana untuk merumuskan insentif dan membangun Pusat Inovasi dan Digital 4.0 sebagai pusat pembelajaran dan percontohan penerapan teknologi industri 4.0 di tiap-tiap industry,” tambah Sony.
Terkait dengan solusi EcoStruxure for Food and Beverage, saat ini solusi dari Schneider Electric tersebut secara global telah diimplementasikan oleh berbagai Indusri Mamin termuka seperti Fonterra, F&N Dairies, Wilmar Sugar, Mataura Valley Milk, dan Nestle Waters.
Baca Juga: Bermitra dengan iMasons, Schneider Electric Siap Perkuat Industri Infrastruktur Digital
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR