"Jumlah pemain memang bakal meningkat, namun mereka yang kecewa juga bakal ikut bertambah, karena kualitas grafis dan pengalaman yang ditawarkan tidak sama dengan versi aslinya," jelas Quentin.
Ke depannya, Epic Games akan terus mengoptimasi Fortnite agar bisa berjalan di lebih banyak perangkat, dengan masih mengedepankan kualitas di sisi grafis.
Sebab, Quentin mengakui industri mobile gaming di pasar Asia Tenggara dan India yang ia komandoi saat ini berkembang pesat.
"Kami berusaha untuk mengakomodir sejumlah perangkat low-end, namun kami tidak akan menyasar ke perangkat yang dibekali spesifikasi paling rendah. Sebab, hal tersebut hanya buang-buang waktu," pungkas Quentin.
Kepopuleran game battle royale ringan Sebagai informasi, sekitar dua tahun lalu, Tencent merilis versi ringan dari game battle royale PUBG Mobile, yakni PUBG Mobile Lite, untuk ponsel dengan spesifikasi rendah.
Game tersebut bisa berjalan di ponsel yang memiliki RAM 2 GB atau ke bawah, alih-alih versi orisinalnya yang hanya bisa berjalan di perangkat dengan RAM 2 GB atau yang lebih tinggi.
Belum diketahui apakah game tersebut sukses menarik minat pengguna di pasar Asia Tenggara dan India atau tidak.
Yang jelas, satu game serupa Fortnite dan PUBG Mobile yang bisa berjalan di ponsel yang memiliki spesifikasi rendah, yakni Free Fire, memang sangat populer dan digandrungi di Tanah Air.
Bahkan, game besutan Garena yang bisa dimainkan di perangkat yang memiliki RAM sekitar 1 GB itu, saat berita ini ditulis, masih mejeng di posisi teratas dalam daftar game terlaris (Top Grossing) di Google Play Store region Indonesia.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR