Menggunakan platform Cloudera, Bank Mandiri mengembangkan insight berbasis data untuk membantu nasabah, karyawan, dan pemangku kepentingan menghadapi krisis akibat COVID-19.
Data menjadi salah satu aset terpenting di era digital, terlebih saat bisnis dihadapkan pada tantangan pandemi COVID-19 yang tak terprediksi jauh-jauh hari. Bank Mandiri yang telah memanfaatkan big data sejak lama, kini memperkuat kemampuan analisis data di platform Cloudera agar dapat mendukung bisnis mengambil keputusan terkait krisis akibat pandemi.
Kolaborasi Cloudera dan Bank Mandiri ini memperkuat data analytics yang dilakukan Bank Mandiri terhadap lebih dari 100 juta rekaman data setiap hari.
Menurut Senior Vice President, Enterprise Data Management Group Bank Mandiri, Billie Setiawan, platform Cloudera dapat memperkuat ketahanan (resiliency) dan agility Bank Mandiri dalam menjaga perkembangan bisnis serta membantu mengelola dampak pandemi COVID-19.
“Langkah ini merupakan bagian dari transformasi digital yang dilakukan Bank Mandiri. Melalui platform ini, kami dapat mengembangkan insight berbasis data untuk beradaptasi secara cepat terhadap perubahan situasi. Pada saat yang sama, kami dapat memantau nasabah dan puluhan ribu pegawai agar tidak terpapar oleh COVID-19. Pandemi ini telah menciptakan tekanan yang signifikan terhadap perekonomian dan bisnis perbankan. Meskipun demikian, pandemi telah menghadirkan sebuah kenormalan baru (new normal) dan perubahan perilaku nasabah,” Billie memaparkan.
Sebagai langkah ansitipasi, Bank Mandiri bersama Cloudera telah membangun platform big data sebagai Enterprise Information & Decision Platform.
Ada fokus utama yang dilakukan Bank Mandiri dengan platform in. Fokus pertama adalah memantau likuiditas dan transaksi harian di 2.556 kantor cabang dan 2.236 jaringan mikro secara real-time. Pemantauan ini bertujuan mempertahankan layanan terbaik bagi nasabah dan menjaga agar transaksi tertata dengan baik. Semakin cepat dan mudah data dikumpulkan—seperti data penting tentang volume, value, dan frekuensi transaksi—hasilnya akan semakin efektif untuk pengambilan keputusan.
Data perubahan zona paparan COVID-19 juga dapat diketahui secara mudah dengan menggunakan platform big data ini. Dengan demikian, keputusan tentang operasional cabang, penyampaian informasi kepada para nasabah, serta laporan ke para pemangku kepentingan, seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bisa semakin cepat.
Pada fokus kedua, platform big data ini dimanfaatkan untuk memantau status kesehatan 76.477 karyawan yang bekerja di 12 kantor regional, 90 kantor wilayah, dan 2.556 kantor cabang setiap hari. “Hanya dalam hitungan jam, dasbor pada platform ini dapat menentukan karyawan berisiko terpapar COVID-19 atau tidak dengan pengelolaan data terkait lokasi kerja (kantor atau rumah), jenis transportasi yang digunakan, maupun pola pergerakan mereka setiap hari. Dengan informasi ini, Bank Mandiri dapat mengambil keputusan berbasis data mengenai pengaturan tim dan meminimalisir risiko ribuan karyawannya terpapar COVID-19,” jelas Billie.
Kemudian fokus yang ketiga adalah mempercepat proses restrukturisasi pinjaman. Pada fokus ini, Bank Mandiri dapat mempertahankan service level agreement dengan para nasabah dan membangun analisis yang dapat mempercepat proses restrukturisasi pinjaman
Country Manager Cloudera Indonesia Fanly Tanto menjelaskan bahwa data atau insight merupakan komponen utama bagi perusahaan agar memiliki agility yang baik dalam mengatasi berbagai tantangan, terutama dampak dari Pandemi COVID-19.
“Bank Mandiri telah membuktikan bahwa pendekatan berbasis data memainkan peranan yang sangat krusial dalam mengatasi dampak COVID-19 terhadap bisnis perbankan dan para nasabah. Platform Cloudera juga telah membantu Bank Mandiri mengarungi kompleksitas proses data, melakukan tata kelola data, dan melakukan analisis multifungsi di tengah perubahan situasi yang tak terelakkan ini tanpa mengorbankan keamanan, tata-kelola, dan kepatuhan pada aturan yang berlaku,” tutup Fanly.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR