Cina mengeluarkan ancaman serius ke Amerika Serikat (AS), menyusul tekanan Presiden AS Donald Trump yang menekan produk-produk Cina.
"Jika WeChat (misalnya) dilarang, maka tidak akan ada alasan mengapa Cina akan membiarkan produk iPhone dan Apple," kata Kementerian Luar Negeri Zhao Lin, dalam Twitternya dikutip dari AFP, Jumat (28/8/2020).
Ia mengatakan banyak konsumen Cina telah memikirkan hal tersebut. Washington telah melakukan bullying dan intimidasi sistematis pada perusahaan non-AS dengan menarget aplikasi Cina.
Cuitan Zhao Lin mengundang komentar di aplikasi Twitter Cina, Weibo. Sejumlah warganet Tiongkok menyerukan aksi senada.
"Saya menggunakan Apple, tapi saya juga mencintai negara saya," salah satu pengguna di platform Weibo mirip Twitter.
"Tidak peduli seberapa bagus Apple, itu hanya telepon. Bisa diganti, tapi WeChat berbeda. Orang Cina modern akan kehilangan jiwa mereka jika meninggalkan WeChat, terutama para pebisnis," kata netizen lain.
Sebelumnya, AS sudah mengancam pemblokiran pada TikTok. Pemilik aplikasi populer itu, ByteDance bahkan harus menjual operasi TikTok di Amerika utara, Australia dan Selandia Baru ke perusahaan AS karena ini.
Kini, adiminstrasi Presiden Donald Trump juga memaksa WeChat mengakhiri operasi di negara Paman Sam. Bahkan, melarang warga AS melakukan bisnis dengan WeChat.
Sementara itu, dari data Counterpoint Research, pasar Apple di Cina hanya 8%. Apple tertinggal jauh dari Huawei. Namun Cina merupakan pasar terbesar Apple.
Source | : | AFP |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Cakrawala |
KOMENTAR