Pada waktu bersamaan Xiaomi juga menggenjot aspek new retail dengan terus mengembangkan jaringan toko dan aftersales.
“Mudah-mudahan lancar, langkah terakhirnya adalah menghadirkan elemen software,” tutur Alvin.
Soal software atau layanan internet ini, dia sudah punya bayangan. Alvin berencana menggelar services seperti layanan finansial atau pembelian produk asuransi mobile, juga lainnya seperti toko gim dan aplikasi.
Alvin mempertimbangkan pula kemungkinan untuk bekerja sama dengan startup lokal, serta mengintegrasikan layanan-layanan tersebut ke smartphone, sehingga konsumen Xiaomi mendapatkan pengalaman yang seamless.
Meski begitu, Alvin mengaku masih belum tahu kapan Xiaomi bakal mulai menggelar layanan online di Indonesia. Untuk tahun ini dan tahun berikutnya, kata dia, Xiaomi masih akan berkonsentrasi membangun aspek hardware dan ritel.
Yang jelas, apabila nanti sudah terwujud, Alvin mengatakan perpaduan hardware, layanan internet, dan ritel itu bisa menghasilkan bisnis yang sangat sustainable untuk Xiaomi. Dia pun mantap ingin merangkul para anak muda calon kelas menengah baru di Indonesia.
“Seiring dengan pertumbuhan kelas menengah, pemasukan orang-orang akan naik, lalu mereka akan melirik gaya hidup yang lebih baik. Xiaomi akan ada di sana,” pungkasnya.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Cakrawala |
KOMENTAR