Perusahaan Transportasi Online, Gojek mengungkapkan ada peningkatan transaksi layanan Go-Food sebesar 20 persen sejak awal pandemi Covid-19.
Kenaikan itu membuktikan adanya peningkatan kebutuhan pesan antar makanan langsung ke rumah karena aktivitas yang harus dibatasi.
"Dari awal pandemi, transaksi meningkat 20 persen. Ini didorong dua hal, konsen kami makin naik dengan pandemi dan PSBB dan tentunya kebutuhan pesan antar makin meningkat," kata Vice President Corporate Affairs Gojek Food Ecosystem, Rosel Lavina dalam Webinar Center for Indonesian Policy Studies.
Rosel mengatakan Covid-19 menjadi fenomena baru bagi Gojek. Situasi tersebut menuntut perusahaan untuk memperkuat perlindungan terhadap ekosistem usaha yang sudah ada di dalam grup Gojek.
Kekhawatiran masyarakat terhadap virus corona baru, menjadi fokus baru Gojek agar layanan yang disediakan bisa sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Riset Lembaga Demografi LD FEB Universitas Indonesia berujul Peran Ekosistem Gojek Sebelum dan Saat Pandemi Covid-19 menyebutkan, namun 94 persen UMKM yang bergabung di masa pandemi masih berskala mikro. Dari jumlah itu, sebanyak 43 persen masuk kategori pelaku usaha pemula.
"UMKM kuliner makin cepat bergeliat khususnya untuk skala mikro dan rumahan. Namun, ini juga dibutuhkan edukasi harus rutin dilakukan supaya produknya bisa dipercaya (konsumen)," kata Rosel.
Gojek, kata dia, baru-baru ini meluncurkan kampanye J3K, yakni Jaga Kesehatan, Jaga Kebersihan, dan Jaga Keamanan. Kampanye itu dikhusunya agar para mitra pengemudi dan UMKM kuliner bisa menjaga keamanan makanan hingga sampai kepada konsumen.
Menurutnya, kampanye itu cukup efektif untuk meningkatkan kesadaran UMKM dalam membuat dan mengemas makanan.
"Di masa pandemi ini, kita tidak bisa prediksi Covid-19, tapi yang bisa kami lakukan adalah agar tetap jadi andalan masyarakat dan mitra usaha yang ingin terus berjualan dan tumbuh," katanya.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR