Perusahaan teknologi dan layanan berbagi video pendek TikTok masih mempertimbangkan kemungkinan akan adanya monetisasi konten di platformnya di Indonesia.
Sebagai informasi, monetisasi adalah kegiatan yang bertujuan untuk menjadikan kanal atau konten seorang kreator mendapatkan sejumlah penghasilan.
"Rencana (monetisasi) ini masih dibicarakan di internal dan perlu ditelaah lagi lebih lanjut," ungkap Head of User and Content Operations TikTok Indonesia, Angga Anugrah Putra, melalui diskusi media secara virtual, Kamis.
Angga mengatakan ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan termasuk pembagian pendapatan (revenue).
Jika dibandingkan dengan platform video lain, kreator biasanya menyisipkan iklan di tengah-tengah konten videonya.
Sementara, TikTok sendiri, karena durasi video yang pendek, iklan biasanya hadir di halaman utama (For You Page) pengguna, bukan di laman profil kreator.
"Untuk ads sendiri sudah ada di TikTok, tapi adanya di For You Page-nya, bukan di page kreator," jelas Angga.
Angga mengatakan bahwa bukan hal yang tidak mungkin bagi kreator untuk mencari penghasilan melalui TikTok.
Terdapat salah satu fitur yang memungkinkan pengguna atau penonton untuk berdonasi kepada kreator idolanya.
"Ada livestreaming di mana penonton bisa mengirimkan uang untuk kreator/streamer. Selain itu, TikTok sendiri sangat terbuka dan kreator saat ini pun punya endorsement hingga brand sendiri. (TikTok) sudah jadi home of exposure (untuk brand)," ujar dia.
Paling Banyak Diunduh
TikTok jadi aplikasi nongim yang paling banyak diunduh di seluruh dunia pada Agustus 2020. Indonesia tercatat sebagai pengunduh paling banyak selama periode tersebut.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Cakrawala |
KOMENTAR