Pada uji klinis pertama itu, ada empat jenis software (perangkat lunak) berbasis artificial intelligence yang digunakan tim peneliti untuk melakukan analisis.
Dari empat jenis software itu, ada satu yang paling stabil, yakni Deep Neural Network (DNN) dengan akurasi sekitar 96 persen.
Dian menambahkan, satu atau dua pekan ini, tim peneliti GeNose akan melakukan uji klinis tahap kedua. Menurut rencana, uji klinis tahap kedua itu akan dilakukan di sembilan rumah sakit di sejumlah kota di Indonesia.
”Untuk memvalidasi alat ini, harus dilakukan uji klinis tahap kedua atau kita menyebutnya uji diagnostik,” tutur Dian.
Menurut Dian, dalam uji klinis tahap kedua itu, ditargetkan minimal ada 1.460 pasien terlibat. Adapun waktu uji klinis tahap kedua itu diperkirakan membutuhkan waktu berkisar dua sampai tiga minggu.
Setelah semua tahap uji klinis selesai dilalui dan disetujui oleh Pemerintah RI, alat itu pun ditargetkan untuk bisa diproduksi dan digunakan secara luas di Indonesia mulai Desember mendatang.
Baca Juga: Kominfo Blokir Ribuan Konten Hoaks Covid-19
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR