Pandemi Covid-19 menggenjot pengiriman perangkat smartphone murah di Indonesia.
Laporan firma riset pasar IDC menunjukkan bahwa total pengiriman perangkat smartphone murah meningkat hingga 48 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Permintaan smartphone itu melonjak karena kebutuhan pengguna yang mencari smartphone untuk menunjang produktivitas mereka selama masa pandemi, termasuk kegiatan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
"Besarnya permintaan smartphone murah untuk mendukung kegiatan belajar di rumah telah menaikkan pangsa pasar produk low-end (kisaran harga 100-200 dollar AS, sekitar Rp 1,5 juta-Rp 3 juta)," tulis IDC dalam keterangannya.
Market share smartphone murah pada kisaran harga tersebut di kuartal II-2020, menurut IDC, mencapai lebih dari 75 persen, naik dari 48 persen setahun lalu. Para vendor ponsel di Indonesia pun menelurkan banyak model smartphone di segmen ini.
Vivo menjadi vendor yang mendominasi pasar smartphone murah di Indonesia. Menurut IDC, Vivo berfokus dengan penjualan produknya lewat toko-toko ritel yang masih beroperasi selama masa karantina.
Oppo juga masih mempertahankan eksistensinya di kategori mid-range dengan kisaran harga sekitar Rp 3 - 6 juta dan beberapa seri terbarunya yaitu seri A52, A92, dan A91.
Pabrikan asal Korea Selatan, Samsung, mengandalkan seri M sebagai pelopor ponsel murahnya yang dijual di pasar online Indonesia.
Xiaomi disebut memimpin pasar produk low-end di kisaran harga 100 US Dollar atau sekitar Rp 1,5 juta berkat penjualan perangkat Redmi 8A Pro di pasaran.
Lalu ada Realme yang mengandalkan seri Narzo sebagai ponsel gaming dengan harga terjangkau.
Secara keseluruhan, tercatat bahwa total pengiriman smartphone di Indonesia mencapai 7,1 juta unit pada kuartal kedua 2020.
Angka tersebut menurun hingga 26 persen dibandingkan pada kuartal yang sama tahun 2019 dan menurun 3 persen secara quarter-on-quarter (QoQ).
Source | : | idc.com |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR