Prancis akan meraup 2,8 miliar euro ($ 3,3 miliar) dari hasil penjualan spektrum 5G setelah lelang yang berakhir pada Kamis.
Enam operator selular di negara itu, masing-masing Orange, SFR Altice Europe, Bouygues Telecom dan Iliad bersaing untuk mendapatkan 11 blok 10 Megahertz (MHz), atau 110 MHz.
Setelah 17 putaran selama tiga hari, biaya satu blok mencapai harga akhir sebesar 126 juta euro. Sehingga harga total untuk seluruh spektrum menjadi 2,8 miliar euro, kata sumber.
Oranye diprediksi memenangkan empat blok, diikuti oleh SFR (3 blok), Bouygues Telecom (2 blok) dan Iliad (2 blok). Sejauh ini regulator telekomunikasi Prancis Arcep, yang mengawasi pelelangan, menolak berkomentar.
Pelaksanaan lelang spectrum 5G di Perancis diketahui mengalami penundaan. Sebelumnya lelang dijadwalkan pada April lalu, tetapi Arcep menunda proses yang sebelumnya sudah berlangsung karena pemerintah Perancis berusaha menahan penyebaran Covid-19.
Karena keterlambatan tersebut, Arcep memutuskan untuk mengurang kewajiban bagi operator untuk meluncurkan layanan 5G di minimum dua kota pada 2020 seperti dilansir dari Economic Times.
Sekedar diketahui dalam rencana pra-lelang pada Februari 2020, empat operator setempat masing-masing Bouygues Telecom, Free Mobile, Orange dan SFR mengambil tawaran harga tetap yang mencakup 50MHz spektrum yang setara dengan harga €350 juta.
Baca Juga: MediaTek dan Ericsson Laksanakan Uji 5G CA dengan Tiga Kombinasi
Arcep sebelumnya menargetkan dapat mengumpulkan €2,2 miliar dari blok frekwensi selebar 11x10MHz.
Langkah cepat Arcep melelang spectrum 5G yang menghasilkan sekitar 2,8 miliar euro, merupakan babak selanjutnya setelah otoritas Perancis resmi “melarang” keterlibatan Huawei dalam pembangunan jaringan 5G di negara itu.
Dalam pengumuman resmi pada Juli lalu, otoritas Perancis mengatakan kepada operator telekomunikasi yang berencana untuk membeli peralatan Huawei 5G bahwa mereka tidak akan dapat memperbarui lisensi untuk peralatan begitu masa kerjasama berakhir.
Kebijakan tersebut secara efektif akan menghapus perusahaan China dari jaringan selular di negara itu.
Source | : | Economic Times |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR