Isu mesin Central Equipment Identity Register (CEIR) yang hampir penuh dapat mengancam pertumbuhan industri smartphone dalam negeri. Mesin tersebut berisi nomor IMEI telepon seluler yang legal di Indonesia.
Risky Febrian, analis pasar dari IDC mengatakan, angka pengiriman ponsel di Indonesia diprediksi akan menurun pada kuartal keempat (Q4) 2020, akibat dari penuhnya kapasitas mesin CEIR ini.
Meskipun pemerintah mengklaim bahwa mesin CEIR sudah kembali lega dan vendor bisa mendaftarkan nomor IMEI perangkatnya lagi, Risky menilai solusi itu hanya bersifat sementara. Sebab, kapasitasnya tetap akan sangat terbatas. Solusi ini diprediksi hanya bisa mengatasi masalah dala satu hingga dua bulan ke depan saja.
"Artinya sepanjang penghujung tahun 2020 ini, mungkin para vendor hanya memiliki kapasitas untuk memperkenalkan model baru sampai bulan November, sementara bulan Desember nanti kapasitasnya akan penuh lagi," jelas Risky.
Kecuali, pemerintah segera menemukan solusi yang bisa mengatasi masalah kapasitas mesin CEIR secara permanen. Padahal, menurut Risky, pengiriman ponsel pada kuartal tiga (Q3) sudah mulai menunjukan pemulihan dibanding dua kuartal sebelumnya.
Sejak Q1 2020, pengiriman ponsel di Tanah Air mencapai 7,5 juta unit. Jumlah itu kemudian turun menjadi 7,1 juta unit pada Q2 2020.
Penurunan pengiriman tak lain disebabkan oleh pandemi Covid-19 yang berdampak pada ekonomi. Selain itu, pasokan komponen smartphone dari China yang tersendat di dua kuartal tersebut.
"Dengan adanya masalah IMEI ini, mau tidak mau, vendor smartphone harus menahan produksinya. Karena percuma menjual smartphone tapi tidak bisa digunakan," jelas Risky.
Dengan kapasitas mesin CEIR yang terbatas, para vendor akan berlomba-lomba mendaftarkan nomor IMEI perangkatnya lebih dulu. Hal itu dilakukan untuk mengamankan pangsa pasar mereka.
"Sampai pemerintah menemukan solusi yang permanen, (masalah) ini ke depannya akan terus menerus seperti ini," imbuh Risky.
Mesin CEIR hampir penuh
Seperti diberitakan sebelumnya, mesin CEIR yang memiliki total kapasitas 1,2 data nomor IMEI dikabarkan sudah terisi 95 persen.
Mesin itu bertugas untuk memverifikasi data dari mesin Equipment Identity Registration (EIR) yang ada di sisi operator seluler, untuk selanjutnya dilakukan pemblokiran terhadap ponsel ilegal atau black market (BM).
Masalah itu membuat input data IMEI ke mesin CEIR tersendat. Bahkan, beberapa pengguna ponsel resmi melaporkan perangkatnya tidak bisa menerima sinyal.
Seperti yang dialami pengguna Asus ROG Phone 3, di mana mereka mengaku tidak mendapatkan sinyal ketika menggunakan slot kedua (SIM 2).
Penuhnya mesin CEIR juga membuat produksi ponsel vendor lokal Evercross dan Mito tersendat. Bahkan kabarnya ada pabrikan ponsel lokal yang terpaksa merumahkan karyawannya karena ada kendala produksi.
Kominfo membersihkan data
Untuk mengatasai masalah ini, Direktur Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Kominfo, Ismail, mengatakan pemerintah akan membersihkan data nomor IMEI yang sudah tidak terpakai.
Hal ini dilakukan agar kapasitas penyimpanan data di mesin CEIR kembali lega. Data yang akan dihapus adalah data perangkat yang sudah tidak terpakai, mati, tidak terealisasi, tidak jadi diproduksi, dan tidak jadi diimpor.
Ismail pun mengklaim bahwa kapasitas mesin CEIR sudah kembali normal dan pabrikan ponsel bisa kembali mendaftarkan nomor IMEI perangkatnya.
"Kapasitas yang ada masih sanggup menampung, dan input IMEI akan jalan terus," kata Ismail.
Vendor ponsel membantah
Kendati demikian, di hari yang sama, Oppo mengatakan hal yang berbeda. Vendor asal China ini mengaku masih belum bisa mendaftarkan nomor IMEI ponsel-ponsel baru mereka yang akan diproduksi.
Aryo Meidianto, PR Manager Oppo Indonesia mengatakan pihaknya belum menerima informasi dan keputusan dari Kemenkominfo, apakah IMEI sudah dapat dimasukan ke sistem CEIR atau belum.
"Dari pabrik pun ada tanggapan bahwa sampai sore ini kita (Oppo) tidak bisa produksi (ponsel baru), karena IMEI-nya sendiri belum bisa dimasukkan (ke mesin CEIR)," kata Aryo.
Masalah mesin IMEI yang penuh ini, menurut Oppo, sudah terjadi sejak 16 September, alias sehari setelah mesin CEIR resmi diaktifkan. Banyak pengguna ponsel Oppo yang tidak menerima sinyal. Terutama ponsel yang baru saja didaftarkan, seperti Oppo A53.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR