Sejak diluncurkan bulan Juni lalu, layanan GrabAssistant kini telah hadir di 105 kota dan kabupaten di Indonesia, serta tumbuh sebesar 80%.
Layanan GrabAssistant diperkenalkan di tengah pandemi, dan diciptakan untuk memberikan kesempatan pendapatan tambahan bagi mitra pengemudi dengan menjadi kurir untuk membeli dan mengantarkan kebutuhan pelanggan.
Pelanggan dapat memesan berbagai hal (misalnya sayuran, buah-buahan, makanan, dll.) di toko, pasar atau lokasi manapun dengan memasukan detail lokasi pada alamat pengambilan dan alamat pengantaran, menggunakan titik peta (POI) yang telah terdaftar dalam sistem pemetaan Grab.
Mitra pengemudi akan membantu membelikan barang pesanan dan mengantarkannya kepada pelanggan sesuai peta.
Sejak layanan ini diperkenalkan, Grab terus menambahkan titik peta (POI), untuk mendaftarkan lebih banyak pasar tradisional dalam sistem pemetaan Grab, agar para pedagang dapat #TerusUsaha dan menikmati manfaat dari ekonomi digital. Hingga kini, lebih dari 7.000 titik pasar tradisional telah terdaftar dalam sistem pemetaan Grab, memungkinkan jutaan pelanggan Grab memesan kebutuhan harian dari jutaan pedagang tradisional dari rumah mereka dengan aman.
Neneng Goenadi, Country Managing Director Grab Indonesia mempertegas misi Grab untuk menciptakan platform yang inklusif agar setiap orang dapat menikmati manfaat dari ekonomi digital. “UMKM dan pekerja mandiri, termasuk pedagang tradisional memiliki peran penting untuk menjaga ketahanan ekonomi negeri. Misi GrabForGood mendorong kami untuk terus berinovasi dalam melayani masyarakat Indonesia, termasuk pengusaha mikro dan tradisional. Badan Pusat Statistik di tahun 2019 melaporkan ada sekitar 14.000 pasar tradisional di Indonesia dan kami senang bahwa sistem pemetaan kami telah menjangkau 50% dari jumlah ini. Hal ini memampukan kami menghubungkan jutaan pedagang tradisional dengan jutaan pelanggan Grab di 105 kota dan kabupaten di Indonesia,” jelasnya.
Melayani 105 Kota dan Kabupaten di Indonesia
Untuk meluncurkan layanan ini, Grab juga bekerja sama dengan lebih dari 15 Pemerintah di berbagai kota, termasuk Bupati Kapubaten Sukoharjo, Wardoyo Wijaya. Di Sukoharjo sendiri, lebih dari 11 pasar tradisional dapat menikmati digitalisasi melalui layanan GrabAssistant.
“GrabAssistant membangkitkan semangat pedagang tradisional di Sukoharjo. Mereka merasa lebih optimis saat tahu bahwa pelanggan tetap bisa membeli dagangan mereka dari rumah. Banyak yang juga sudah memberi tahu langganan mereka tentang layanan ini, dan menjelaskan kemudahan pemesanan melalui aplikasi Grab. Layanan ini membantu masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dengan beraktivitas dari rumah, juga memampukan pedagang pasar agar tetap bisa berjualan. Benar-benar sebuah bukti bagaimana teknologi membawa dampak positif, bahkan bagi pedagang tradisional,” jelasnya saat peluncuran layanan GrabAssistant di Sukoharjo.
Bukan hanya di Sukoharjo, GrabAssistant juga telah diluncurkan di Rembang, Jawa Tengah. Bupati Rembang, H. Abdul Hafidz juga menggarisbawahi peran GrabAssistant untuk mengurangi kerumunan masyarakat di tengah pandemi. “Kami sadar bahwa kegiatan jual-beli tetap harus berjalan agar ekonomi tetap tumbuh. Tapi di sisi lain, kami juga perlu mengontrol penyebaran COVID-19 di Rembang. Karenanya, GrabAssistant diharapkan bisa menjadi solusi untuk kedua dilema ini,” jelasnya.
GrabAssistant saat ini hadir di 105 kota dan kabupaten di Indonesia dan telah bertumbuh sebesar 80% sejak diluncurkan pada Juni 2020 lalu.
Dampak Positif Bagi Pedagang Tradisional
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR