Menggunakan public cloud bisa "membebaskan" perusahaan untuk berinovasi pada bisnis. Pasalnya, dengan menggunakan public cloud, perusahaan antara lain tidak perlu mengurusi atau setidaknya mengurangi aktivitas mengurusi infrastruktur fisik dan berfokus pada inovasi bisnis. Itu pula yang menjadi salah satu manfaat yang diperoleh Adroady menggunakan aneka layanan AWS (Amazon Web Services). Hal tersebut dikemukakan Adroady pada acara yang digelar bersama AWS secara virtual beberapa waktu lalu di Indonesia.
Adroady sendiri menyebut dirinya sebagai perusahan teknologi yang berfokus untuk mentransformasi kanal pemasaran atau media pemasaran luar rumah/ruangan (OOH — out of home) dari luring ke daring. Salah satu contoh yang dilakukan Adroady adalah mentransformasi papan reklame atau iklan dari luring menjadi daring. Bahkan, papan reklame daring itu bisa dilengkapi dengan fasilitas untuk mengukur keefektifannya dalam artian mengukur berapa banyak yang mungkin melihatnya.
"Fokusnya kita build the technology yang bisa transform media-media offline seperti billboard dan lain-lain yang tadinya offline menjadi online," ujar Muhammad Edward Halley (CEO & Co-founder Adroady).
Transformasi tersebut dilakukan Adroady karena sampai saat sekarang, Adroady menilai kanal atau media pemasaran luring tidak memungkinkan pemasang iklan maupun perwakilannya untuk secara langsung mengatur kampanye mereka dan mengukur keefektifan dari pemasangan iklan yang dilakukan. Padahal, sekitar 80% pemasangan iklan di luar rumah/ruangan masih menggunakan kanal atau media pemasaran luring. Begitu pula dengan kanal atau media pemasaran daring yang masih banyak tidak memberikan fasilitas yang memadai.
Terdapat dua kelompok tawaran utama dari Adroady, yakni platform as a service dan peranti keras. Platform yang ditawarkan Adroady menghubungkan berbagai stakeholder pada pemasaran, yaitu pemilik merek maupun perwakilannya, pemilik media pemasaran, pemilik lokasi/tempat, dan audiens. Pada platform bersangkutan, antara lain terdapat Spot Manager, Media Manager, dan Campaign Manager. Melalui Spot Manager, pemilik lokasi/lahan bisa mempromosikan lokasi/lahannya; melalui Media Manager, pemilik media pemasaran bisa menempatkan media pemasarannya pada lokasi/lahan tersedia yang diinginkan; sedangkan melalui Campaign Manager, pemilik atau perawakilan merek bisa memasang dan mengatur kampanye iklannya.
Seperti telah disebutkan, platform Adroady memungkinkan pemilik atau perawakilan merek untuk mengganti iklan yang ditampilkan pada suatu media pemsaran secara langsung, termasuk menampilkan iklan yang berbeda pada tempat dan waktu berbeda. Pemilik atau perawakilan merek hanya perlu masuk ke platform Adroady tanpa perlu menghubungi pihak media pemasaran.
Sementara, pada peranti keras, Adroady antara lain menyediakan perangkat IoT untuk melakukan pengukuran keefektifan suatu pemasangan iklan. Perangkat tersebut memanfaatkan kamera yang dilengkapi dengan sistem yang bisa mengenali jenis kendaraan yang melintas, seperti mobil pribadi, motor, taxi, dan angkot; termasuk juga bisa membedakan orang dengan kendaraan. Tak hanya itu, kemungkinan orang yang berada di kendaraan untuk melihat iklan yang dipasang juga ditentukan dengan mengenali arah kendaraan menghadap.
Data-data yang diperoleh, baik dari kamera maupun dari alat "ukur" lain seperti GPS pada mobil yang menjadi media pemasaran, pun diolah untuk mendapatkan insight menggunakan AI (artificial intelligence). Alhasil pemasang iklan bisa mengetahui keefektifan pemasangan iklannya dan mengoptimalkan kampanyenya.
Nah, untuk menenagai aneka inovasi dari Adroady, awalnya Adroady antara lain membangun server GPU sendiri. Namun, belakangan, Adroady beralih menggunakan AWS dan tidak lagi memanfaatkan server GPU miliknya itu. Peralihan ke public cloud ini membuat Adroady bisa berfokus pada inovasi bisnis karena sumber daya yang digunakan untuk mengurusi infrastruktur fisik bisa dikurangi. Alhasil, Adroady bisa berinovasi pada bisnis dengan lebih efisien dan meningkatkan efektivitas tawarannya.
Sebenarnya, sebelum menggunakan AWS, Adroady mencoba menggunakan public cloud dari penyedia layanan lain. Sayangnya, Adroady menemui hit limit. Akhirnya Adroady beralih ke AWS dan mengklaim tidak menemukan kendala yang sama di sana. Adroady menyebutkan sebanyak 95% beban kerja atau workload Adroady saat ini berjalan di AWS.
"Jadi kontribusinya kepada bisnis itu kita bisa fokus ke product development, in general, instead of mesti fokus kepada hal-hal yang nonessential, yang harus dikerjakan dalam konteks operasional yang teknis," pungkas Samuel Utomo (CTO & Co-founder Adroady).
KOMENTAR