Layanan colocation di Asia Pasifik bertumbuh signifikan dengan nilai pasar diprediksi GlobalData mencapai US$9,7 miliar pada tahun 2024.
Pertumbuhan ini disertai peningkatan investasi dari vendor lokal dan global yang memenuhi kebutuhan data center berkelas enterprise.
“Pertumbuhan layanan colocation di kawasan ini akan didorong oleh peningkatan permintaan data center dari platform media sosial, penyedia cloud global, platform media content dan video streaming, e-commerce, dan perbankan hingga 2024," papar Sunil Kumar Verma, Lead ICT Analyst, GlobalData.
Pendapatan dari layanan colocation di Asia Pasifik didominasi oleh China dan Jepang yang mencapai 60%, terutama karena adanya investasi dari vendor-vendor besar. Misalnya pada bulan Oktober tahun lalu, Equinix bekerja sama dengan investor Singapura, GIC, berinvestasi lebih dari US$1miliar. Investasi sebesar itu digunakan untuk membangun dan mengoperasikan data center hyper scale di Jepang. Alibaba Cloud juga mengumumkan tambahan investasi sebesar CNY200 miliar untuk pengembangan infrastruktur data centernya. Infrastruktur ini akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan video conferencing dan live-streaming yang terus meningkat.
"Bisnis digital terus mendefinisi ulang hubungan interaksi antara penyedia layanan dan pengguna akhir di mana kedua entitas melakukan transaksi secara konstan atau sporadis. Faktor-faktor seperti, inovasi digital dan kemajuan teknologi, akan meningkatkan pertumbuhan data di berbagai industri. Permintaan tinggi untuk menyimpan data bervolume sangat besar, ditambah dengan perbaikan efisiensi bisnis di seluruh operasi bisnis, juga membukakan peluang bagi penyedia layanan colocation untuk tumbuh," jelas Sunil.
Penggunaan media sosial, penetrasi smartphone, populasi internet, adopsi layanan hybrid dan public cloud yang terus meningkat, serta kebutuhan enterprise untuk migrasi dari ruang server ke data center adalah beberapa faktor utama pertumbuhan layanan colocation. Sebagai konsekuensinya, opsi cloud workload dan akses data harus dapat memfasilitasi perpindahan antarplatform sehingga pelanggan memperoleh keseimbangan yang optimal antara biaya dan performa.
“Inisiatif transformasi digital di perusahaan-perusahaan akan menciptakan permintaan infrastruktur TI baru. Pertumbuhan permintaan layanan colocation di masa depan juga karena adanya kebutuhan teknis untuk mendukung fleksibilitas maksimal workload ketika melakukan provisioning infrastruktur TI tambahan saat periode puncak," Sunil menyimpulkan.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR