Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (IdEA) Bima Laga mengatakan kebijakan pembatasan aktivitas tatap muka turut meningkatkan transaksi belanja online.
Meski daya beli menurun akibat pandemi Covid-19, Bima mengatakan transaksi barang-barang pokok, bahkan produk terkait hobi ternyata justru makin meningkat.
Sebelumnya, IdEA mencatat kenaikan penjualan pada platform e-commerce sebesar 25 persen selama pandemi.
"Kinerja pada dasarnya membaik. Memang butuh effort lebih besar untuk menjaga kinerja tetap baik dalam kondisi ekonomi seperti sekarang," tutur Bima.
External Communications Senior Lead Tokopedia Ekhel Chandra Wijaya mengatakan penjualan kategori makanan dan minuman meningkat hampir tiga kali lipat selama pandemi pada kuatal III.Masyarakat yang lebih banyak beraktivitas di rumah juga mendorong peningkatan pada kategori rumah tangga yang mencapai lebih dari dua kali lipat dan kategori kesehatan naik hampir 2,5 kali lipat dibandingkan dengan periode sebelum pandemi.
"Kami akan terus fokus membantu para pegiat usaha lokal mengadopsi platform digital demi mempertahankan bisnis dan berkontribusi terhadap pemulihan ekonomi yang terdampak pandemi," ujar Ekhel.
Vice President of Marketing Bukalapak Erick Wicaksono mengatakan pandemi Covid-19 merupakan sebuah tantangan dan harus direspon dengan cepat dan juga tepat. Untuk strategi bisnis, Erick mengatakan Bukalapak masih menjalankan strategi sama yang diterjemahkan dalam produk-produknya, baik melalui marketplace, fasilitas online to offline, ataupun lini bisnis e-procurement.
"Meskipun di tengah situasi pandemi, terlihat dari kenaikan transaksi sebesar hingga sekitar 50 persen pada Juni tahun ini dibandingkan bulan yang sama tahun lalu," tutur Erick. Selain itu, Erick mengatakan jumlah transaksi oleh Mitra Bukalapak pada Juni tahun ini juga naik hingga sekitar tiga kali lipat dari bulan yang sama tahun lalu.
Berdasarkan riset dari Google dan Temasek 2020 menyebutkan e-Commerce tetap menjadi pendorong pertumbuhan utama ekonomi digital Indonesia. Riset itu mencatat kenaikan Gross Merchandise Value (GMV) atau nilai total transaksi e-commerce sebesar 54 persen secara tahunan menjadi US $ 32 miliar dari yang sebelumnya US$ 21 miliar. Adapun GMV e-commerce juga diorediksi akan naik menjadi US$ 83 miliar pada 2025.
"Secara keseluruhan, GMV ekonomi digital diharapkan mencapai nilai total US $ 44 miliar pada 2020 atau tumbuh 11 persen secara tahunan. Pada 2025, GMV ekonomi digital secara keseluruhan bisa mencapai nilai US$ 124 miliar," tulis laporan tersebut.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR