Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) kembali memberikan perpanjangan waktu ke ByteDance untuk menjual bisnis TikTok-nya di AS hingga 4 Desember.
Kelonggaran ini diberikan setelah sebelumnya batas maksimal harus dilakukan pada 12 November dan kemudian diundur ke 27 November.
"Sebelumnya pemerintahan Trump telah memberikan perpanjangan 15 hari, yang berakhir pada Jumat (27/11/2020) lalu. Batas waktu [selanjutnya] adalah sampai 4 Desember," kata TikTok, mengutip Reuters.
Perintah ini Trump itu dikeluarkan melalui Komite Investasi Asing di AS atau Committee on Foreign Investment in the United States (CFIUS) lantaran Bytedance memiliki risiko keamanan nasional bagi AS.
Departemen Perdagangan AS juga mengeluarkan perintah untuk memblokir unduhan TikTok di negara tersebut.
Hingga saat ini, kesepakatan penjualan ini masih menggantung lantaran adanya perintah yang dikeluarkan oleh pengadilan federal di Pennsylvania pada 30 Oktober.
Departemen Perdagangan mengeluarkan aturan yang tidak dipublikasikan yang mengatakan bahwa lembaga tersebut mematuhi persyaratan keputusan hakim tersebut.
Aturan tersebut melarang adanya transaksi TikTok dan tidak akan berlaku hingga menunggu perkembangan hukum lebih lanjut.
Dilaporkan CNBC International, Bytedance telah melakukan diskusi dengan Walmart dan Oracle selama berbulan-bulan mengenai rencana divestasi ini. Namun, diskusi tersebut hingga saat ini masih belum memberikan hasil.
Belum lama ini Microsoft juga disebut ikut dalam diskusi tersebut, akan tetapi juga tidak ada perkembangan yang berarti.
Awal bulan ini dilaporkan TikTok telah melakukan diskusi panjang dengan pihak CFIUS. Dalam pertemuan ini disebut eksekutif TikTok masih tertarik untuk menyelesaikan kemitraan teknologi dengan Oracle untuk memenuhi masalah keamanan nasional.
Source | : | reuters |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR