Organisasi perlu fokus pada operating model dan model bisnis yang dimungkinkan secara digital, kapabilitas pengambilan keputusan, pengalaman digital karyawan untuk meningkatkan produktivitas dan mengoptimalkan struktur biaya. Organisasi yang sudah dan dapat menjadi serta terkoneksi secara digital selama krisis akan menjadi pemenang.
Teknologi dan Otomatisasi
Transformasi digital dan automasi bisnis bukan sesuatu yang baru bagi perusahaan tetapi dengan terjadinya COVID-19, perusahaan perlu mengakselerasi pergeseran ini untuk mendukung pekerja digital sehingga mencegah turunnya produktivitas dan hilangnya pendapatan. Sebagai katalisator perubahan, teknologi dapat digunakan untuk mengurangi tekanan di proses bisnis sebagai akibat COVID-19.
Saat revolusi WFH sedang berjalan dengan cepat, hal-hal kecil dalam proses berpikir dan dukungan adalah hal penting. Jika dikerjakan dengan benar, teknologi, seperti AI dapat membantu meningkatkan produktivitas dan moral. Tapi jika tidak benar, teknologi justru akan mengganggu hubungan kerja dan menurunkan motivasi karyawan.
Teknologi yang menyajikan automasi proses bisnis, seperti contract lifecycle management, untuk memperkuat keamanan akan memungkinkan bisnis untuk mengontrol dan mewujudkan kebebasan dalam membuat keputusan.
Jebakan Kurang Dipertimbangkan: Keamanan Siber
Ada yang menyebutkan data sebagai “new gold”. Namun di sisi lain pelanggaran dan serangan merajalela dan sangat merugikan, dengan konsekuensi yang berpotensi melumpuhkan bisnis. Dan dengan begitu mudahnya memperoleh informasi, keamanan siber tak boleh diremehkan.
Pengeluaran untuk keamanan siber diperkirakan akan mencapai US$133,7 miliar pada tahun 2022, dan kejahatan siber diperkirakan merugikan bisnis lebih dari US$ 2 triliun, atau meningkat empat kali lipat dari tahun 2015. Langkah-langkah yang dilakukan juga menunjukkan bahwa sebagian besar bisnis membutuhkan waktu sekitar 197 hari untuk mendeteksi pelanggaran di jaringan mereka.
Dengan kejahatan dunia maya yang diperkirakan akan merugikan bisnis lebih dari US$2 triliun, tenaga kerja yang tersebar saat ini berbagi ribuan dokumen, setiap hari, melalui jaringan WI-FI yang tidak aman, hanyalah akan menjadi tempat persemaian serangan siber bagi peretas.
Solusi yang mempromosikan kolaborasi, berbagi dokumen, dan infrastruktur TI yang melindungi dari ancaman dunia maya dapat memberikan ketenangan bagi manajer dan pemilik bisnis. Solusi ini menjadi 'perbaikan cepat' yang harus dipertimbangkan karena mereka bertindak sebagai perisai dalam memastikan dokumen Anda tetap aman.
Peluang di Masa Krisis
Karena karyawan tidak dapat sering bertemu di kantor, bisnis harus menyesuaikan dan meningkatkan infrastruktur dan proses bisnis mereka agar tetap menjadi yang terdepan, memastikan alur kerja aman dan mencegah ancaman, serta menutup celah yang ditemukan.
Bisnis harus memanfaatkan teknologi pintar untuk memenuhi kebutuhan mereka, karena penelitian menunjukkan bahwa hampir setengah dari tugas yang dilakukan oleh profesional berbayar dapat dilakukan melalui cara otomatis. Langkah ini tidak hanya akan meningkatkan efisiensi operasi, tetapi juga memberikan pengalaman pelanggan yang lebih baik dengan karyawan yang mampu memberikan layanan bernilai tambah bagi klien.
Identitas tradisional dari bisnis harus kokoh tidak peduli apapun situasinya. Namun di atas proposisi nilai tetap yang mereka bawa ke pasar, harus ada perpaduan yang tepat antara solusi digital yang cerdas dan cepat agar staf dapat memberikan hasil yang tepat dengan cara yang aman, dengan otomatisasi yang sangat penting untuk memastikan bahwa semuanya berjalan dengan aman, lancar, dan mudah.
Di luar upaya berlomba-lomba bertransformasi digital, pertanyaan kunci yang harus ditanyakan oleh bisnis pada diri mereka sendiri secara mendasar adalah: "What do I think is key for my needs now?" (Menurut saya, apa kunci untuk kebutuhan saya sekarang?).
*Tulisan ini dibuat saat Penulis masih menjabat sebagai General Manager, Digital Platform, Advanced Industrial Services, di Fuji Xerox Asia Pacific Pte Ltd.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR