Di Indonesia, persaingan antara berbagai perusahaan media untuk memonetisasi konten di industri yang sangat kompetitif makin sengit.
Itulah salah satu temuan dari laporan terbaru perusahaan Akamai, yang berjudul “Indonesia: The Challenge of Monetizing in a Fast-Growing Market”, yang mengadakan beberapa wawancara dengan para pemimpin media senior di Indonesia selama periode tiga bulan, sepanjang Maret 2020 - awal merebaknya COVID-19 - hingga Mei, saat virus ini secara resmi dinyatakan sebagai pandemi.
Menurut laporan tersebut, pandemi COVID-19 telah menyebabkan lonjakan dalam aktivitas dan lalu lintas online, seiring makin banyaknya penduduk Indonesia yang beralih ke online untuk bekerja, belanja, dan belajar.
Berdasarkan data lalu lintas internet Akamai, lalu lintas internet Indonesia mengalami pertumbuhan per tahun sebesar 73% pada kuartal pertama 2020, dan melambung ke angka 139% pada kuartal kedua.
Faktanya, pertumbuhan lalu lintas online melaju makin kencang pada kuartal kedua dengan kenaikan per kuartal sebesar 46% pada 2020 jika dibandingkan dengan peningkatan per kuartal sebesar 5% pada 2019.
Pertumbuhan yang baru pertama kali terjadi dan meningkatnya permintaan dari dalam negeri akan layanan konten dan internet selama periode ini tidak diragukan lagi telah menarik minat banyak pemain media baru, menciptakan lingkungan yang sangat kompetitif dengan pelanggan dimanjakan oleh begitu banyaknya pilihan.
Meski responden memang mengharapkan terjadinya koreksi pasar, mereka tidak menduga akan melihatnya secepat ini.
Sekitar 70% responden menyebut monetisasi sebagai prioritas bisnis utama saat mereka berinvestasi pada infrastruktur untuk menciptakan dan mendistribusikan konten kepada audiensi lokal.
Matthew Lynn, Regional Sales Director South Asia di Akamai, mengatakan, “Pandemi telah meningkatkan permintaan akan layanan konten dan internet yang tidak pernah diduga sebelumnya oleh perusahaan mana pun. Di Indonesia, industri OTT yang sedang berkembang sangatlah kompetitif.“
“Untuk memonetisasi bisnis mereka, banyak perusahaan media perlu meningkatkan skala layanan dan memperluas penawaran mereka untuk memenuhi beragam permintaan pelanggan yang telah mengubah perilaku online-nya menyusul dampak pandemi,” tambah Matthew.
Baca Juga: Potensi Iklan di Layanan OTT dan Mobile yang Belum Dimanfaatkan Pemasar
Dengan persaingan untuk memonetisasi dan mendapatkan perhatian pelanggan, 70% dari responden memprediksi gerakan menuju model langganan video-on-demand (video berdasarkan permintaan) sebagai opsi monetisasi yang lebih berkelanjutan.
Walau demikian, beberapa responden memilih pendekatan hibrida – menawarkan konten gratis dengan kualitas video atau pengalaman pengguna terbatas – untuk membuat layanan mereka lebih mudah diakses dan memonetisasi dengan iklan saat pelanggan masih membiasakan diri dengan gagasan membayar untuk langganan konten.
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR