Saat ini institusi dari seluruh sektor perbankan beralih ke digital twinning untuk membantu menghadapi berbagai tantangan.
Digital twin merupakan representasi virtual dari entitas atau sistem kehidupan nyata, yang dibuat dalam perangkat lunak.
Richard Price (UK&I Sales Director, TIBCO Software) mengatakan kembar digital dapat memiliki banyak bentuk, tetapi intinya adalah tentang menangkap dan menggunakan data yang secara akurat mencerminkan dunia fisik.
"Idenya adalah menggunakan kembaran (twin) untuk mensimulasikan kondisi, menguji skenario, serta mengeksplorasi 'bagaimana-jika'. Digital twin memungkinkan Anda untuk berkolaborasi secara virtual dan memprediksi hasil," katanya dalam siaran persnya, Rabu (23/12).
Richard mengakui penggunaan digital twins sudah umum dilakukan di sejumlah sektor vertikal. Produsen menggunakannya sebagai alat untuk membantu mengoptimalkan rantai nilai. Sementara perusahaan energi mengumpulkan data dalam jumlah besar dari lapangan untuk membangun model digital yang kompleks yang dapat digunakan, misalnya, dalam perencanaan operasional pengeboran bawah air.
Singapura bahkan telah membangun model virtualnya sendiri yang terperinci untuk membantu perencanaan kota serta persiapan pemulihan bencana. Dalam balapan Formula 1, tim seperti Mercedes-AMG Petronas Formula One Team menggunakan digital twins untuk memperkuat proses pengambilan keputusan yang mendekati real-time/ lancar, ini membutuhkan daya komputasi serta data dalam jumlah besar untuk menjalankan berbagai skenario.
Jadi, bisakah konsep ini bekerja di perbankan? Apa tujuan yang mungkin dilayaninya? Dan mengapa sekarang saat yang tepat untuk membicarakannya?
Richard mengatakan bank dan lembaga keuangan lainnya menghadapi berbagai tekanan dari berbagai arah, memberi mereka insentif untuk berinovasi dengan pendekatan baru. Ada banyak regulasi seputar data ini, belum lagi ketidakpastian yang terus berlangsung dalam banyak kasus tentang siapa yang memilikinya dan di mana ia harus berada. "Semua mengelola ledakan data dari seluruh bisnis mereka," ujarnya.
Era Perbankan Terbuka telah memberikan organisasi-organisasi ini lapisan kompleksitas lain, menuntut pemikiran baru dalam mengelola keterlibatan dengan pelanggan dan mempengaruhi perjalanan pelanggan.
Persaingan datang di bank tradisional dari setiap sisi, sebagian besar bersifat digital dan lebih gesit daripada mereka. Sementara itu gangguan dari Brexit dan COVID-19 juga merupakan bagian dari lanskap, mungkin untuk beberapa tahun ke depan.
"Mari kita pertimbangkan beberapa kemungkinan kasus penggunaan di mana skenario yang dibuat secara digital dapat membantu memberikan keunggulan kompetitif dalam konteks perbankan," ucapnya.
Beberapa bank telah bereksperimen dengan menciptakan digital households untuk mengeksplorasi hasil pinjaman yang berbeda. Hal ini memungkinkan mereka untuk mempertimbangkan bagaimana risiko mereka dipengaruhi oleh berbagai skenario, misalnya menghitung bagaimana perubahan suku bunga dapat berdampak pada pengeluaran dalam rumah tangga tertentu.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR