Saat ini Telegram telah memiliki 500 juta pengguna aktif dan sudah saatnya Telegram melakukan monetisasi.
Telegram mengumumkan rencana monetisasi untuk menjaga layanannya pada skala operasional saat ini pada tahun depan.
Durov membeberkan rencana monetisasi Telegram yang terdiri dari dua bagian untuk layanannya.
Bagian pertama, Telegram akan memperkenalkan fitur premium untuk bisnis atau pengguna dengan pengaruh besar. Sedangkan, seluruh fitur yang telah tersedia akan tetap dapat dimanfaatkan secara gratis.
Tak hanya itu, layanan ini akan memperkenalkan sejumlah fitur baru yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dari basis pengguna yang lebih menuntut seperti dikutip GSM Arena.
Bagian kedua, Telegram akan memperkenalkan iklan di saluran publik, termasuk grup chat terbuka dalam ukuran besar yang dijalankan oleh individual atau grup masyarakat dan mengizinkan orang lain untuk bergabung.
Selama beberapa tahun terakhir, popularitas grup Telegram mengalami peningkatan signifikan, dengan pengguna yang memperlakukannya seperti forum di masa modern atau alternatif untuk layanan seperti Discord.
Telegram akan menampilkan iklan di grup ini menggunakan jaringan iklan miliknya. Iklan akan diintegrasikan di dalam aplikasi dan dengan antarmuka lebih baik, alih-alih menyamar sebagai unggahan.
Telegram menjamin percakapan pribadi dan grup chat pribadi tidak akan terganggu oleh iklan. "Telegram akan tetap menjadi perusahaan mandiri," kata Durov.
Tujuan Monetisasi
Telegram melakukan langkah monetisasi supaya tetap berkembang dan mencari peluang keuntungan.
Durov menjadikan WhatsApp sebagai contoh bahwa kondisi akan menjadi buruk saat pemilik platform memprioritaskan keuntungan di atas privasi pengguna.
Source | : | GSM Arena |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR