Di masa kini, aplikasi adalah tulang punggung bisnis. Di tengah pelanggan yang berharap pada pengalaman digital yang lebih baik dan bisnis yang lebih responsif terhadap perubahan, aplikasi pun harus memiliki kemampuan adaptasi tinggi.
Seperti kita ketahui, transformasi digital telah menjadi agenda utama berbagai sektor industri di Indonesia, mulai dari ritel dan kesehatan, hingga keuangan dan pendidikan. Sementara itu, Indonesia termasuk cepat dalam adopsi digital karena sebagian besar penduduknya yang masih relatif muda, serta adanya pertumbuhan cepat kelas menengah yang fasih akan dunia digital yang mendorong sektor e-commerce di Indonesia. Hal ini membuat perusahaan mengubah operasinya agar menjadi lebih responsif untuk memberikan pengalaman digital kelas dunia yang diharapkan pelanggan melalui aplikasi.
Tantangan di Lanskap Digital yang Baru
Namun aplikasi juga menjadi incaran penjahat siber dan telah merugikan perusahaan dan organisasi hingga lebih dari $100 miliar setahun serta mengganggu pengalaman pelanggan.
Laporan terbaru Experian, menunjukkan bahwa meskipun 50% perusahaan Indonesia mengumpulkan data pengguna untuk menciptakan pengalaman yang dipersonalisasi, 40% dari bisnis yang disurvei mengakui bahwa mereka juga menghadapi peningkatan kerugian akibat penipuan online pada tahun 2019.
Dalam 2020 Curve of Convenience Report F5, 9 dari 10 konsumen menyatakan bahwa mereka menghargai kenyamanan dan pengalaman pengguna yang mulus daripada keamanan. Walhasil perusahaan perlu memastikan bahwa aplikasi mereka memberikan pengalaman dan keamanan tanpa hambatan kepada pelanggan, dan juga memberikan visibilitas yang terperinci untuk menciptakan keunggulan kompetitif berdasarkan data-driven customer insights.
Sebagian besar aplikasi tradisional tidak dapat memenuhi tuntutan ini, terutama jika dalam skala yang besar. Dalam State of Application Services Report F5 tahun 2020, organisasi menyatakan bahwa mereka mengalami kesulitan dalam mengelola keamanan aplikasi mereka di lingkungan multi-cloud saat ini. Ditambah dengan meningkatnya popularitas edge computing, area permukaan ancaman menjadi berkembang pesat.
"“Bisnis harus memastikan bahwa aplikasi mereka dapat terus beradaptasi dengan lingkungan yang berubah-ubah agar dapat berkembang di tahun 2021 dan seterusnya," Surung Sinamo, Country Manager, F5 Indonesia, memberi saran. Surung mengatakan bahwa F5 berusaha untuk terus memberikan solusi agar aplikasi dapat beradaptasi dengan lingkungan yang berubah-ubah.
"Hubungan dekat kami dengan pelanggan memungkinkan kami untuk memahami tantangan bisnis dan masalah mereka. F5 bertujuan untuk mewujudkan aplikasi adaptif dengan menawarkan solusi yang tidak hanya memenuhi kebutuhan bisnis tetapi juga memberikan pengalaman digital yang aman dan terbaik kepada pelanggan kami,” ucapnya lagi.
Wujudkan Visi Aplikasi Adaptif
Dalam dunia aplikasi adaptif, F5 membayangkan dunia di mana portofolio aplikasi organisasi beradaptasi dengan lingkungan yang berubah-ubah. Dalam visi tersebut, aplikasi akan mengotomatisasi proses yang berulang untuk efisiensi yang lebih besar, mengontrak berdasarkan kebutuhan kinerja, melindungi dirinya sendiri dengan mengamankan titik
kerentanan, menjadi lebih cerdas, berwawasan, memiliki kemampuan untuk memulihkan diri sendiri, dan berkembang dengan melakukan data mining dan menganalisis data — membantu organisasi agar dapat fokus pada bisnis mereka, mengurangi biaya, meningkatkan operasi, membangun kepercayaan dengan pelanggan, dan memberikan pengalaman digital terbaik.
F5 dengan portofolio application security dan application delivery berbasis multi-cloud memungkinkan pelanggannya untukmembuat, mengamankan, dan mengoperasikan aplikasi. Dan pada gilirannya, berbagai kemampuan itu akan membantu organisasi meningkatkan kecepatan ke pasar, meningkatkan operasi, dan membangun kepercayaan pelanggan
Untuk mewujudkan visi aplikasi adaptif, F5 telah melakukan beberapa akuisisi strategis, termasuk akuisisi NGINX pada 2019 dan Shape Security tahun lalu. Akuisisi ini memberikan nilai lebih bagi pelanggan dengan menggabungkan keahlian F5 dan NGINX mendukung lebih dari separuh aplikasi yang ada di dunia, di semua jenis lingkungan, dengan kemampuan teknologi Shape memungkinkan untuk memitigasi 1 miliar serangan aplikasi per hari melalui AI canggih, analitik berbasis cloud, dan teknologi anti-fraud.
F5 juga baru saja menyelesaikan akuisisi Volterra minggu ini, sebuah platform edge-as-a-service universal pertama. Akuisisi ini akan semakin membantu F5 dalam mewujudkan visi aplikasi adaptif dengan platform Edge 2.0 pertama untuk perusahaan dan penyedia layanan yang mengutamakan keamanan dan berbasis aplikasi dengan skala takterbatas untuk menghadirkan solusi keamanan aplikasi dan pengiriman aplikasi terdepan di semua lingkungan.
“Dengan menggabungkan kemampuan F5, NGINX, Shape, dan sekarang Volterra, untuk mewujudkan aplikasi adaptif, F5 secara fundamental mengubah cara pengamanan dan pengiriman aplikasi, yang pada akhirnya membantu pelanggan kami di Indonesia untuk memberikan pengalaman digital berbeda yang diharapkan pelanggan mereka,” pungkas Surung Sinamo
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR