Satu tahun sudah pandemi COVID-19 melanda dunia. Sebagai imbasnya, sebagian besar aktivitas belajar mengajar harus dilakukan secara jarak jauh.
Namun, pendidikan jarak jauh menghadirkan serangkaian tantangannya sendiri, terutama jika menyangkut privasi data.
Vendor keamanan asal Slovakia, ESET, melihat bahwa pendidik dan orang tua perlu mengetahui beberapa cara agar dapat menjadikan ruang kelas virtual sebagai ruang aman yang melindungi privasi anak-anak dan data mereka.
Berikut ini beberapa langkah yang dipaparkan ESET:
1. Tool yang tepat
Salah satu elemen kunci untuk mendapatkan pendidikan jarak jauh yang benar adalah memilih tool/alat yang tepat untuk pengajaran dan pembelajaran online.
Akan lebih baik mengandalkan vendor ternama yang memiliki rekam jejak yang dapat diverifikasi dan memahami kebutuhan institusi, misalnya Google Workspace, Microsoft Teams, atau Zoom for Education.
Sebelum memilih solusi, sebaiknya pengguna menyelami lebih dalam cara menangani data pengguna, apa Persyaratan Layanan dan Kebijakan Privasi, dan apakah telah diperiksa secara ketat atau bahkan disetujui oleh pihak berwenang.
Salah satu pendekatan untuk pengajaran jarak jauh yang harus dihindari adalah media sosial, karena platform ini tidak ditujukan untuk pengajaran dan dapat membuka semua worm lainnya.
2. Perlindungan data dan melatih staf
Lembaga pendidikan juga perlu memperkenalkan langkah-langkah dan kebijakan perlindungan privasi data yang kuat.
Admin TI di sekolah harus dapat memutuskan aplikasi dan program mana yang dapat digunakan, bergantung pada kebutuhan guru dan badan siswa, serta persyaratan keamanan.
Admin juga harus fokus pada sistem penyimpanan yang aman untuk data siswa termasuk ujian atau catatan agar tidak disalahgunakan.
Opsi lain yang patut dipertimbangkan adalah melembagakan penggunaan solusi Virtual Private Network (VPN) untuk menambahkan lapisan keamanan ekstra saat mengakses aplikasi dan data yang disimpan di server sekolah.
3. Mendidik anak tentang internet
Orang tua maupun guru harus membantu mendemonstrasikan ancaman dunia maya bagi anak di bawah umur yang tidak mampu menanganinya. Ini termasuk risiko terkena konten yang tidak pantas di media sosial dan penindasan maya.
Oleh karena itu, penting untuk menjelaskan kepada anak-anak bahwa penindasan/bullying, baik dalam kehidupan nyata maupun online, memiliki konsekuensi dan mereka harus menghindarinya dengan baik.
Aspek kunci lain yang harus diajarkan anak-anak di era digital adalah etiket internet yang tepat ketika berinteraksi dengan teman sebaya dan orang tua. Itu termasuk bersikap hormat saat berkomentar, bersosialisasi, atau bahkan bermain video game.
4. Libatkan orang tua
Orang tua harus terlibat dalam menyiapkan perangkat dan aplikasi yang akan digunakan anak mereka untuk mendapatkan pendidikan jarak jauh.
Tak dimungkiri, di masa pandemi ini selain tugas sekolah, kehidupan sosial anak-anak sering kali terbatas pada dunia online. Di sinilah peran orang tua untuk mengawasi dengan siapa mereka berinteraksi dan bagaimana agar terhindar dari aksi kejahatan dunia maya.
Penulis | : | Indah PM |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR