Startup di bidang lingkungan hidup Jejak.in, menggunakan salah satu solusi dari Microsoft berbasis teknologi AI (Artificial Intelligence) untuk mengumpulkan data flora dan fauna dengan cepat dan mudah di suatu area.
Untuk diketahui, Jejak.in adalah startup tanah air yang mengembangkan sistem pengelolaan pohon yang dapat membantu proses pengambilan dan pengolahan data yang terukur, mudah dilaporkan, dan dapat di verifikasi. Singkatnya, jejak.in adalah sistem sensus untuk mengelola pohon dan tanaman.
Seperti yang kita tahu, menanam pohon adalah cara yang paling mudah dan efektif untuk menahan laju perubahan iklim yang terjadi di bumi.
Program-program terkait menanam pohon ini juga sebenarnya telah banyak dilakukan oleh berbagai pihak, seperti bisnis atau lembaga.
Tapi, tantangan yang biasanya dihadapi adalah bagaimana caranya mereka kemudian dapat memastikan semua program itu berjalan sukses.
Nah dengan adanya sistem pengelolaan pohon dari Jejak.in, mereka dapat menghitung berbagai dampak lingkungan sebagai hasil dari penanaman pohon.
Salah satu dampak penanaman pohon yang dapat diukur oleh jejak.in di antaranya adalah prediksi dan penghitungan jumlah karbon yang dapat diserap setiap pohon dan area penanaman.
“Kami mulai dengan ide yang sederhana di mana kami ingin membantu bisnis, korporasi, organisasi atau lainnya untuk dapat melakukan monitoring terhadap sebuah proses reforestrasi,” ujar Arfan Arlanda, CEO dan Founder Jejak.in, dalam acara Microsoft DevCon 2021.
“Kami melakukan monitoring terhadap pohon, penanaman pohon tepatnya, dengan menggunakan teknologi seperti IoT sensors, satelit data, drone data, dan LiDAR untuk kemudian kita proses menggunakan Machine Learning guna mendapatkan wawasan yang lebih detail,” tambahnya.
Selain memastikan suksesnya program penanaman pohon yang dilakukan di suatu area, Jejak.in juga mengukur dampak yang dihasilkan daripada program itu, seperti berapa karbon yang diserap, dampaknya terhadap kualitas udara, air, dan tanah serta biodiversity (keanekaragaman hayati).
“Jadi salah satu dampak yang kami ukur itu biodiversity, di mana kami melakukan perhitungan terhadap indeks vegetasi suatu area. Itu semua menggunakan Machine Learning model yang kami bangun sendiri,” cetus Arfan.
Baca Juga: Resmi, Microsoft Bangun Data Center Region di Indonesia
Menurut Arfan, ada satu dampak measurement (pengukuran) dari biodiversity ini yang sangat penting dalam memastikan bahwa satu program reforestrasi berhasil.
“Jadi bisa dibayangkan ketika sebelumnya suatu area ini rusak, misalnya hutan terbakar, kemudian kita lakukan penanaman kembali, ada satu measurement yang diukur adalah apakah setelah ekosistem itu kembali, saat pohon-pohon kembali tumbuh, apakah kemudian flora dan fauna sebelumnya juga akan kembali?,” papar Arfan.
Untuk membantu menjawab tantangan di aspek tersebut, Jejak.in mengadopsi solusi dari Microsoft berbasis AI yakni Azure Cognitive Services, di mana spesifik untuk species classification berbasis API (Application Programing Interface).
“Jadi kami tidak membangun Machine Learning model yang baru, tapi kami menggunakan Cognitive Services dari Microsoft yang sangat simpel sekali cara kerjanya,” tutur Arfan.
Sebagai contoh, tim Jejak.in di lapangan akan mengambil data, salah satunya adalah data flora dan fauna yang telah ditemukan di lapangan.
“Contoh ada foto di mana tim kami di lapangan mengambil data di hutan di Tanjung Puting. Di sana ada Burung Rangkong dan Orang Hutan. Ini datanya diambil. Kemudian untuk dapat diklasifikasikan, dimasukkan ke dalam dashboard untuk diberikan informasi report dalam dashboard dan juga menjadi data untuk kami kemudian gunakan untuk membangun sebuah data flora dan fauna yang sangat besar,” papar Arfan.
Dengan menggunakan species classification API dari Microsoft, Arfan mengklaim sangat membantu pihaknya dalam membangun aplikasi Jejak.in dengan cepat untuk bisa langsung digunakan di lapangan dan dapat melakukan collection of data.
“Simpel sekali kami ngambil foto dari flora dan faunanya menggunakan aplikasi yang kami gunakan untuk ranger, forest range, dan caretaker di lapangan. Kemudian data akan langsung muncul di dalam dashboard dan langsung diklasifikasikan,” ungkapnya.
Pada akhirnya, solusi tersebut membantu Jejak.in untuk mengumpulkan data flora dan fauna secara lebih baik dan memastikan sebuah program reforestrasi berjalan dengan baik.
Baca Juga: Jokowi: Gunakan Momentum Pandemi untuk Percepat Transformasi Digital
InfoKomputer secara rutin menyelenggarakan kelas online secara gratis untuk membantu meningkatkan kemampuan IT professional di Indonesia. Jika Anda tertarik, silakan daftar di sini.
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR