Nguyen Huy Dung, Wakil Menteri Kementerian Informasi dan Komunikasi Vietnam (MIC) mengungkapkan tentang bagaimana negara Vietnam telah melakukan langkah-langkah aktif untuk mengamankan ruang sibernya.
Langkah tersebut mencakup penetapan undang-undang, standar, dan blue print (cetak biru) keamanan siber nasional di seluruh organisasi pemerintah dan swasta.
“Tidak ada yang bisa mengatasi ancaman dunia maya sendirian. Tidak ada yang bisa aman sendirian,” ujar Dung, dalam Forum Kebijakan Online Asia Pasifik (APAC Online Poilicy Forum) II, yang digelar secara online Selasa (2/3/2021).
Baca Juga: Tokopedia Rilis TokoMart, Mudahkan Masyarakat Belanja Produk F&B
Dia menyoroti model perlindungan empat lapis di Vietnam yang melibatkan tim internal (lapis pertama), layanan keamanan siber 24/7 oleh penyedia profesional (lapis kedua), audit keamanan independen (lapis ketiga), serta pemantauan independen oleh Pusat Keamanan Siber Nasional (NCSC) Otoritas Keamanan Informasi, Kementerian Informasi dan Komunikasi (lapisan keempat).
Dalam kesempatan itu, Dung juga menjelaskan proyek sukses lainnya yang mendukung mengamankan ruang siber negara Vietnam.
Salah satunya adalah kampanye “Review and remove malware nationwide in 2020” oleh Pusat Keamanan Siber Nasional (NCSC) dari Otoritas Keamanan Informasi Vietnam yang menghasilkan hampir setengah jumlah IP Botnet dan lebih dari 1,2 juta komputer dipindai, dan telah mendeteksi lebih dari 400.000 orang terinfeksi malware.
“Kaspersky adalah salah satu mitra swasta dalam inisiatif ini, di mana inisiatif ini dilakukan dari September hingga Desember 2020,” ujar Dung.
Baca Juga: Kaspesky: Staf TI Lakukan Kegiatan Lain di Jam Kerja, Ini Alasannya
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR