Tranformasi digital membawa perubahan besar di berbagai aspek kehidupan dan mendorong perusahaan untuk menciptakan ide-ide baru yang sesuai tren dan kebutuhan pelanggan, dan dengan cepat meluncurkan ide tersebut ke pasar. Perubahan ini diikuti pesatnya pertumbuhan data dan aplikasi untuk mendukung kinerja, yang harus selalu tersedia setiap saat dan terjamin keamanannya.
Hal ini tentunya menambah kompleksitas pengelolaan TI karena makin banyak aplikasi serta perangkat yang harus dipantau. Perangkat infrastruktur yang berada di lingkungan perusahaan atau on-premises tentu harus terus di-update secara berkala guna menjamin tingkat keamanan dan ketersediaannya.
Multipolar Technology sebagai mitra resmi F5 di Indonesia mengambil inisiatif untuk memperkenalkan secara lebih dekat layanan, kemampuan dan pengalaman yang bisa diberikan solusi F5 Cloud Services melalui webinar bertema “How to Manage Risks in the Cloud”, Selasa (9/3).
“F5 Cloud Services memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan efisiensi dan inovasi dengan pendekatan model opex, sehingga cukup utilisasi resource atau layanan yang dibutuhkan, dan web application tetap aman dan bisa diakses,” ujar Yohan Gunawan, Director Hybrid Infrastructure Services Business PT Multipolar Technology Tbk di sela-sela webinar.
Solusi F5 Cloud Services terdiri dari kumpulan layanan/services di area network administration, security, dan application delivery berbasis native-cloud. F5 Cloud Services menjadi solusi yang simpel namun mumpuni dengan pendekatan yang berorientasi DevOps sehingga bisa memenuhi kebutuhan aplikasi modern saat ini.
Dengan F5 Cloud Services, solusi dari F5 yang sebelumnya hanya tersedia dalam bentuk hardware kini bisa dinikmati dengan konsep Software-as-a-Service (SaaS) yang dibangun menggunakan model Self-Service atau Pay-As-You-Go (bayar hanya yang digunakan saja).
Konsep pay-as-you-go yang diusung F5 Cloud Services ini mampu mempercepat application delivery dan security dari web application tanpa memandang platform cloud yang digunakan dan mendukung multicloud. Proses implementasi bisa dilakukan dengan cepat karena berbasis cloud, lengkap dengan dashboard yang memudahkan untuk melihat jenis dan jumlah serangan di web application.
Manfaat yang didapat adalah berkurangnya kompleksitas pengelolaan infrastruktur, high availability yang terjamin (web application tetap bisa diakses kapan saja dan di mana saja), dan tentunya efisiensi biaya.
F5 Cloud Services memperlihatkan berbagai keunggulan, di antaranya Essential App Protect Service yang menyajikan layanan untuk melakukan proteksi menyeluruh terhadap web application dan memberikan update sehingga web application dapat terproteksi dari ancaman baru.
Kemudian, DNS Load Balancer Cloud Service. Layanan ini digunakan untuk mengakses server perusahaan, di mana load balancer akan mengarahkan akses user ke server terdekat sehingga web application tetap dapat diakses dengan lancar. Layanan ini cocok untuk perusahaan dengan banyak cabang atau multinational company.
Ada juga DNS Cloud Service. Layanan ini merupakan back up primary DNS service dan built-in DDoS Protection agar bisa tetap diakses. Jika primary DNS mati maka F5 dapat melakukan back up sehingga web application bisa tetap diakses dengan lancar.
Laporan dari Gartner Predicts menyebutkan, "Di tahun 2021, lebih dari 75% perusahaan skala menengah dan besar akan mengadopsi strategi multicloud dan/atau hybrid IT." Hal ini menunjukkan tren global yang sedang berlangsung, yang juga akan terjadi di Indonesia.
Ada 3 tren yang mengubah cara perusahaan dalam membangun dan menggunakan aplikasi atau layanan aplikasi.
Pertama, keinginan perusahaan untuk mengurangi kompleksitas pengelolaan, pembelian, dan pemeliharaan perangkat yang pada akhirnya mendorong perubahan infrastruktur dengan beralih dari data center yang berbasis appliance ke layanan berbasis cloud.
SaaS merupakan cara baru bagaimana software di-deliver dan tetap bisa mendapatkan kelincahan dari suatu layanan yang mengubah capex menjadi opex dengan membayar layanan sesuai yang digunakan saja.
Kedua, selain infrastruktur, arsitektur dari aplikasi pun turut berubah, dari yang sebelumnya aplikasi berbasis monolitik menjadi berbasis microservices dan API. API menghadirkan level baru perihal konektivitas dan sharing data antar aplikasi, platform, struktur data dan teknologi yang mendasarinya sehingga time-to-market bisa dilakukan sangat cepat.
Ketiga, organisasi membutuhkan solusi atau layanan yang dibangun dengan dasar framework Agile Development. Untuk itu dibutuhkan development lifecycle yang cepat dan integrasi berkelanjutan dengan Continuous Integration (CI) atau Continuous Deployment (CD) dan DevOps Development Cycle guna mendukung permintaan pelanggan dan bisnis yang berubah dengan sangat cepat.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR