Pandemi COVID-19 sudah berlangsung lebih dari satu tahun. Kondisi ini sangat berdampak terhadap berbagai sektor industri, tak terkecuali industri hulu migas.
Lantas, upaya apa saja yang telah dilakukan oleh industri hulu migas untuk melindungi puluhan ribu pekerjanya dengan tetap menjaga keberlangsungan produksi migas?
Ambil contoh dari langkah yang ditempuh salah satu perusahaan di industri hulu migas yakni PT. Chevron Pacific Indonesia (PT CPI).
Salah satu Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) terbesar di Indonesia tersebut memanfaatkan teknologi digital secara terintegrasi untuk menekan potensi penyebaran COVID-19 di lingkungan perusahaan.
Hasilnya, Chevron mampu menjaga tingkat positivity rate yang rendah di lingkungan kerja. Angkanya stabil di bawah ambang batas yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Positivity rate menunjukkan rasio jumlah kasus konfirmasi positif COVID-19 berbanding dengan total tes yang dilakukan. Ambang batas yang ditetapkan WHO adalah 5 persen.
”Pemanfaatan teknologi digital memudahkan sistem pemantauan dan menjaga tingkat kepatuhan pekerja terhadap aturan dan prosedur internal sehingga potensi penyebaran virus dapat ditekan. Selain itu, Perusahaan kami juga terus berupaya meningkatkan kesadartahuan tentang COVID-19 melalui berbagai kegiatan edukasi dan komunikasi,” tutur Winu Adiarto, Acting SVP Corporate Affairs, PT CPI.
Sebab, lanjut dia, upaya pencegahan COVID-19 berjalan efektif jika didukung dengan kesadaran kolektif dari seluruh pekerja dan keluarganya.
Setelah kasus pertama COVID-19 di Indonesia diumumkan pada awal Maret 2020, Chevron bergerak cepat dengan membentuk sebuah gugus tugas.
Tugas utamanya adalah melindungi keselamatan dan kesehatan seluruh pekerja dengan tetap menjaga keberlangsungan operasi hulu migas yang vital bagi negara.
”Perlindungan manusia, dalam hal ini keselamatan dan kesehatan pekerja, merupakan salah satu dari nilai yang dianut perusahaan kami. Karena itu, kami segera bergerak cepat,” tegas Winu.
Strategi utama yang dijalankan Chevron adalah melakukan edukasi; memiminalkan potensi paparan; deteksi dini dan pengelolaan kasus; mengantisipasi kasus positif dengan cara meningkatkan kesiapsiagaan personel dan fasilitas; serta menjaga keberlangsungan operasi.
Baca Juga: Tips Bagi Pelaku Industri Waralaba dalam Bertansformasi saat Pandemi
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR