Saat ini Qualcomm dan MediaTek mendominasi pasaran chip untuk smartphone. Tak ketinggalan, Xiaomi dan Oppo bakal mengembangkan chipset SoC secara mandiri.
Xiaomi dan Oppo menggandeng perusahaan chipset berbasis di China, Unisoc untuk mengembangkan chipset 5G yang mendukung konektivitas 5G di jaringan sub-6 GHz.
Rencananya, chipset kedua perusahaan itu bakal diproduksi akhir tahun ini. Xiaomi dan Oppo belajar dari Huawei yang mengalami masalah besar setelah suplai untuk produksi chip Kirin terhenti.
Xiaomi dan OPPO kemungkinan terdorong untuk diversifikasi sumber pasokannya dan mengurangi ketergantungan terhadap Qualcomm yang merupakan pabrikan asal Amerika Serikat.
Xiaomi sendiri pernah mengembangkan chip Surge S1 berukuran 28 nm pada 2017. Namun, chip tersebut hanya merupakan prosesor pengolah gambar yang bertugas memproses hasil rekaman kamera ponsel, bukan menangani keseluruhan kinerja sistem seperti SoC.
Kemudian chip Surge S1 menjadi sumber tenaga smartphone Xiaomi Mi 5c. Jika divisi chip Xiaomi terus aktif, maka Xiaomi akan mengikuti jejak Samsung, Huawei, dan Apple yang memiliki kemampuan mendesain sendiri platformnya seperti dikutip GSM Arena.
Dengan membuat chip sendiri, Xiaomi dan Oppo pun bisa mengurangi risiko konflik kepentingan dengan pemerintah AS itu.
Selain Xiaomi dan Oppo, Google juga dirumorkan bakal menanam chip buatan sendiri yang bernama "Whitechapel" di calon ponsel barunya, Pixel 6.
Chip tersebut konon dibuat lewat kerja sama dengan Samsung. Namun, karena Google notabene merupakan perusahaan AS, motivasinya membuat chip sendiri pun bukan untuk mengantisipasi black list, melainkan agar bisa mewujudkan integrasi yang lebih erat antara software dan hardware.
Source | : | GSM Arena |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR