Perusahaan riset jaringan mobile OpenSignal mengungkap sejumlah alasan yang membuat pengguna Indonesia sering beralih dari satu operator seluler ke operator seluler yang lain.
Menurut OpenSignal, rata-rata pengguna Indonesia beralih karena mereka merasakan kualitas jaringan yang buruk dalam kurun waktu 30 hari, sebelum mereka berpindah ke "lain hati".
Bahkan, pengalaman tersebut jauh lebih buruk dibandingkan yang dirasakan oleh seluruh pengguna masing-masing operator seluler, selama enam bulan terakhir di 2020, sebagaimana ilustrasi gambar berikut.
Apabila melihat gambar di atas, intensitas no signal yang dialami para pengguna 3, Indosat, Smartfren, Telkomsel, dan XL pada 30 hari sebelum mereka beralih, tampak lebih tinggi dibanding pengalaman biasa di enam bulan terakhir 2020.
Sementara itu, ketersediaan 3G/4G seluruh pengguna di semua operator seluler juga terlihat sama-sama mengalami tren penurunan dalam 30 hari sebelum beralih, dibanding pengalaman biasa di enam bulan terakhir 2020.
Baca Juga: Jual iPhone 12 Tanpa Charger, Apple Menghemat 861 Ribu Ton Logam
Pengalaman setelah ganti operator seluler
Selain pengalaman yang buruk di ketersediaan sinyal secara umum, OpenSignal juga menganalisis pengalaman pengguna 30 hari sebelum mereka beralih. Kemudian, mereka membandingkannya dengan pengalaman pengguna yang sama dalam periode 30 hari setelah mereka beralih ke operator baru.
Perbandingan pengalaman penggunaan 30 hari terakhir di operator lama dan 30 hari pertama dengan operator baru bisa disimak di grafik berikut, seperti dikutip laman OpenSignal.
Jika melihat grafik di atas, data OpenSignal menunjukkan pengguna yang beralih dari semua operator, kecuali Telkomsel, menghabiskan lebih sedikit waktu tanpa sinyal pada jaringan seluler terbaru mereka dibandingkan dengan yang sebelumnya.
Para pengguna yang beralih dari operator seluler 3, Indosat, Telkomsel, dan XL juga merasakan ketersediaan 3G/4G yang lebih tinggi di jaringan yang baru.
Meski demikian, para pengguna yang beralih dari jaringan Smartfren, terlihat memiliki pengalaman 4G yang lebih buruk di jaringan yang baru. Hal ini wajar. Sebab, Smartfren hanya menyediakan jaringan 4G, tidak ada 3G atau 2G.
Sebaliknya, jika di suatu wilayah tidak ada jaringan 4G, maka pengguna Smartfren tidak akan mendapatkan sinyal sama sekali, karena tidak tersedia jaringan 3G atau 2G.
Dari berbagai analisis ini, bisa disimpulkan bahwa pengalaman seluler, seperti kestabilan dan ketersediaan jaringan 3G/4G, memang tampak mendorong pengguna untuk beralih ke operator seluler lain.
Baca Juga: Begini Cara Lacak iPhone Hilang dengan Fitur Google Assistant
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR