Pandemi COVID-19 telah mengubah cara bekerja banyak pihak; baik secara penuh maupun sebagian; menjadi dari jarak jauh, seperti bekerja dari rumah yang populer disebut WFH (work from home). Zahir belum lama ini menyampaikan, berdasarkan riset World Economic Forum (Oktober 2020), sebanyak 91,7% perusahaan di Indonesia telah menerapkan kebijakan bekerja dari jarak jauh itu. Belajar dari pandemi COVID-19 tersebut, Zahir pun mengajak bisnis untuk lebih dini mengantisipasi teknologi baru.
Zahir menilai sudah saatnya manajemen, baik pembuat keputusan maupun pemilik bisnis, untuk lebih dini mengantisipasi perkembangan teknologi bagi organisasi tanpa harus menunggu adanya dorongan dari eksternal. Pasalnya, bila nanti pandemi COVID-19 telah berlalu, bukan berarti cara bekerja sepenuhnya kembali ke masa sebelum pandemi COVID-19. Selain itu, sejumlah perusahaan mengalami penurunan produktivitas karyawan saat menerapkan kebijakan bekerja dari rumah akibat tidak tersedianya infrastruktur sistem yang mumpuni.
“Sebelum krisis pandemi, inovasi-inovasi teknologi sudah ada. Dengan atau tanpa krisis, perlahan kebutuhan industri akan terus berkembang seiring bergeraknya kebutuhan masyarakat. Sudah saatnya para leaders memanfaatkan keunggulan dari teknologi dan mengalokasikan pengembangan talent-talent di perusahaan untuk skill yang lebih strategis agar siap menghadapi era otomasi dan budaya kerja yang dinamis,” sebut Muhamad Ismail (CEO Zahir).
Meningkatnya perusahaan di tanah air yang mengadopsi bekerja dari jarak jauh tercermin pula pada Zahir, tepatnya PT Zahir Internasional. Zahir yang mendefinisikan dirinya sebagai penyedia layanan aplikasi berbasis cloud computing mengklaim mengalami pertumbuhan pengguna lebih dari 150% selama pandemi. Zahir menambahkan bahwa hal bersangkutan antara lain didorong dengan meningkatnya minat perusahaan besar atau korporasi untuk mengadopsi Zahir ERP (enterprise resource planning).
“Korporasi di berbagai industri seperti manufaktur, logistik, konstruksi, serta industri olahan sumber daya alam, perlu melakukan transformasi digital dengan beralih ke ERP agar perusahaan bisa beradaptasi dengan dinamika bisnis belakangan ini yang harus bisa mendukung remote working dan otomasi untuk meningkatkan efisiensi” jelas Muhamad Ismail.
Sebagai pemain lama pada industri TI, Zahir menegaskan terus mengembangkan teknologi berbasis cloud computing dan SaaS (software as a service). Zahir menekankan pula bahwa dirinya menawarkan harga yang bersaing, kecepatan implementasi yang baik, dan fitur yang bisa dikustomisasi secara fleksibel sehingga bisa mengakselerasi transformasi digital perusahaan yang menjadi kliennya.
KOMENTAR