Di era new normal (kenormalan baru) saat ini, digitalisasi dapat menjadi solusi yang efektif bagi rumah sakit dalam memenuhi ekspektasi masyarakat yang menuntut rasa aman dan nyaman lebih dari sebelumnya.
Digitalisasi rumah sakit, dalam hal ini, harus dapat mengintegrasikan sistem manajemen bangunan, tata udara, listrik dan aset (peralatan medis dan layanan konsumen) untuk dapat menghasilkan wawasan real-time berbasis data yang dapat membantu manajemen rumah sakit dalam pengambilan keputusan yang lebih efektif dan tepat sasaran.
Tujuannya adalah untuk memberikan pengalaman terbaik dalam hal keamanan, keselamatan, dan kenyamanan bagi pasien dan keluarganya.
Dalam diskusi virtual bertajuk “Hadapi Era Normal Baru Melalui Penerapan Teknologi Smart Hospital” yang digelar Schneider Electric pada Rabu (28/04/21), dr. Kuntjoro Adi Purjanto, M. Kes selaku Ketua Umum Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia mengatakan bahwa pandemi COVID-19 menjadi sebuah titik balik bagi sektor kesehatan di seluruh dunia.
“Tidak hanya dituntut untuk dapat menjadi garda terdepan dalam penanganan virus baru di mana dibutuhkan banyak observasi medis untuk penanganan yang tepat, namun di sisi lain juga harus memastikan kesiapan infrastruktur, sarana, dan prasarana rumah sakit untuk menghadapi lonjakan pasien. Belum lagi harus menghadapi ketakutan masyarakat umum akan potensi penyebaran virus COVID-19 melalui udara di lingkungan rumah sakit, yang sebenarnya di dalam infrastruktur rumah sakit telah dipersiapkan untuk mengantisipasi hal tersebut,” paparnya.
Baca Juga: Tips Bagi Pelaku Industri Waralaba dalam Bertansformasi saat Pandemi
Untuk memperkuat infrastruktur operasional, dr. Kuntjoro menjelaskan bahwa sejak beberapa tahun terakhir sektor rumah sakit juga sudah mulai mengarah pada penerapan teknologi smart hospital.
“Ke depannya, digitalisasi ini akan semakin dibutuhkan di era normal baru. Manajemen rumah sakit perlu memetakan strategi digitalnya dengan lebih komprehensif untuk dapat memaksimalkan keamanan, efisiensi operasional dan menciptakan pengalaman terbaik bagi pasien dan keluarganya,” tutur dr. Kuntjoro.
Lebih lanjut, dalam perencanaan digitalisasi infrastruktur, manajemen rumah sakit perlu memiliki perencanaan mekanikal, dan elektrikal yang terintegrasi.
“Memastikan suplai listrik yang memadai 24/7 tanpa adanya gangguan, pengaturan sistem tata udara yang baik, perencanaan pemeliharaan berkala terhadap sarana dan prasarana rumah sakit, serta jaminan keselamatan pasien dari bahaya listrik dan kebakaran merupakan tujuan utama dalam digitalisasi infrastruktur rumah sakit,” ungkap Ir. Achmad Sutowo Sutopo, Ketua Umum Himpunan Ahli Elektro Indonesia.
Menurut Achmad, hal tersebut hanya dapat dilakukan dengan mengintegrasikan seluruh sistem tersebut sehingga dapat menciptakan satu data lake yang dapat dianalisa secara menyeluruh dan melakukan langkah-langkah preventif untuk mencegah terjadinya kegagalan yang berdampak terhadap keamanan dan keselamatan pasien dan tenaga medis.
Achmad juga menegaskan pentingnya membuat desain infrastruktur digital yang dapat mendukung ekspansi di masa depan, dan memilih penyedia teknologi yang memungkinkan sistem platform terbuka untuk dapat mengakomodasi integrasi yang komprehensif antar sistem dan memberikan kemudahan bagi rumah sakit untuk melakukan pengawasan dan pengendalian.
Baca Juga: Demokratisasi Data: Manfaatnya dan Apa Saja yang Menghambatnya
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR