Gelaran turnamen esports mobile gaming terbesar di Asia Tenggara, PUBG MOBILE Pro League (PMPL) Southeast Asia Season 3 telah usai digelar pada minggu malam lalu (23/05).
Hasilnya, The Infinity, tim esports asal Thailand menjadi juara pertama dengan 239 total point dan 4 Chicken dinner. Atas keberhasilan tersebut, tim yang digawangi oleh NEar, Logan, GodTunny, dan nOOzy berhak atas hadiah utama sebesar $30.000 dan tiket langsung berlaga pada kompetisi PMPL Season 4.
Dalam PMPL SEA Season 3 ini, Indonesia mengirimkan 4 tim terbaiknya yaitu, Bigetron Red Aliens, Evos Reborn, Aura Esports, dan Livescape (yang sebelumnya Geek Fam ID).
Namun sayangnya, Bigetron Red Aliens, sang juara pada musim sebelumnya belum memberikan penampilan maksimal dan hanya mampu menempati peringkat ke-8 dengan 127 total point, Aura Esports pada peringkat ke-5 dengan 162 total point, Livescape pada peringkat ke-4 dengan 169 total point, dan Evos Reborn yang berhasil meraih peringkat ke-2 dengan 189 total point dan mengamankan tiket langsung berlaga pada gelaran PMPL SEA Season 4 bersanding dengan sang juara The Infinity.
Atas keberhasilan dari Evos Reborn tersebut, untuk pertama kalinya dalam sejarah skema esports PUBG Mobile, tim yang terdegradasi di PMPL tingkat lokal berhasil lolos ke PMPL tingkat regional.
Grand Final PMPL SEA Season 3, disiarkan secara live streaming di PUBG MOBILE Indonesia Youtube channel, WeTV dan Nimo TV telah menembus 1 juta viewers pada ronde keempat di hari ketiga, atas keberhasilan tersebut pemain dan juga penggemar PUBG MOBILE bisa mengklaim permanen T-shirt PMPL S3 di dalam game.
Acara ini juga disiarkan secara langsung di 6 wilayah Asia tenggara dengan 6 bahasa berbeda sesuai dengan wilayahnya, setiap wilayah memiliki pembawa acara, caster, dan tamu dalam memandu 16 tim terbaik dari seluruh Asia Tenggara dalam 18 ronde dari tanggal 21 hingga 23 Mei 2021 dan memperebutkan Prize Pool $150.000.
PUBG MOBILE tetap memberikan sebuah pengalaman baru menonton aksi laga dari para pro player terbaik Asia tenggara dan berbeda dari kompetisi sebelumnya, menggunakan sebuah teknologi baru Zero Density pada laga PMPL SEA Season 3 ini.
Density merupakan salah satu Mesin augmented reality (AR) virtual terbaik di dunia menggunakan Unreal Engine4 yang dapart memulihkan cahaya, material, dan adegan virtual secara real time terlihat lebih nyata menggunakan kombinasi teknologi animasi dan game dalam produksi 3D dari pada tiap adegan.
Bahkan untuk latarnya, liga PMPL menggunakan konsep landmark city untuk menciptakan konsep kota multi dimensi, termasuk Twin Tower Malaysia, Monumen Nasional Indonesia, The big swing di Bangkok, Thailand, dan the financial tower di Vietnam yang terintegrasi.
Selain menghadirkan laga penuh adrenalin berintensitas tinggi dari para pro player, pada gelaran ini juga disuguhkan pertarungan Show Match Celebrity Team Deathmatch yang dimeriahkan oleh para artis dan influencer yang bermain bersama dengan Pro Player beradu kehebatan dalam bermain PUBG MOBILE.
Dari Indonesia diwakili oleh Brand Ambassador PUBG MOBILE, Pevita Pearce dengan BTR Zuxxy yang akan bergabung bersama dengan para artis perwakilan 4 dari negara Malaysia, Thailand, dan juga Vietnam.
Sayangnya dalam Show Match Celebrity Team Deathmatch, Pevita yang satu tim dengan MK K-Clique dan Yoodo MANParang dari Malaysia harus kalah dan mengakui kehebatan dari perwakilan negara lain, “masih deg-degan dengan match tadi dan harus menerima kekalahan dengan lapang dada, kita kurang komunikasi dan terlalu tegang ngejar kill jadi lupa untuk ngomong sesama tim” Ungkap Pevita Pearce yang sangat menikmati team Deathmatch tersebut.
Salah seorang personil The Infinity, Sikarin "nOOzy" Nopparat juga berhasil mendapatkan predikat sebagai Final Most Valuable Player dengan 56 total kill, dengan memberikan damage sebesar 9997, rata-rata bertahan hidup selama 373 menit 29 detik dan membantu timnya mendapatkan 4 Chicken Dinner selama kompetisi ini berlangsung. Atas jerih payahnya ini, nOOzy mendapatkan hadiah uang tunai sebesar $6.000.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR