Divisi sumber daya manusia dapat memanfaatkan AI dalam proses hiring. Proses ini bisa diibaratkan gim prediksi. Di sini AI berperan, misalnya, dalam menemukan kandidat yang kualifikasinya memenuhi syarat dan mengevaluasi hasil assessment-nya.
AI juga dapat membantu dalam HR Retention Management. Tim HR dapat memperkirakan karyawan yang berpotensi mengundurkan diri. Dan sebelum itu terjadi, perusahaan dapat melakukan langkah-langkah untuk meningkatkan kepuasan karyawan tersebut dalam bekerja untuk mempertahankan mereka.
4. Operation
Ada cukup banyak contoh penerapan AI di area operation di berbagai sektor. Sektor retail dapat menerapkan AI untuk sistem self-checkout. Ya, teknologi yang memungkinkan pelanggan memindai dan membayar barang yang dibelinya tanpa kehadiran kasir memang sudah diterapkan. Namun saat ini ada sistem semacam itu yang dibekali sensor canggih dan AI untuk mengidentifikasi barang yang dibeli, kemudian sistem secara otomatis akan memotong saldo atau membebankan pembayaran pada kartu kredit pelanggan yang terdaftar.
Penerapan AI yang populer lainnya di area ini adalah predictive maintenance. AI akan membantu pemeliharaan robot atau mesin-mesin di pabrik secara prediktif sehingga perusahaan dapat meminimalkan gangguan terhadap operasional.
Memanfaatkan algoritma AI, perusahaan dapat melakukan mining terhadap proses-proses di operation dan memahami proses tersebut secara rinci. Process mining ini akan memberikan insight dengan cepat terhadap proses tersebut.
5. Keuangan dan fintech
Ada sederet contoh penerapan AI di bidang ini. Salah satu yang termasuk use case perdana AI adalah fraud detection. Machine learning dapat mendeteksi perilaku keuangan yang abnormal dan bersifat menipu (fraudulent). Langkah ini dapat membantu institusi keuangan menekan biaya operasional.
AI juga dapat diterapkan untuk credit lending. Dengan predictive model, institusi keuangan dapat mengidentifikasi potensi kredit macet. Proses penagihan piutang juga dapat didukung oleh AI. Di sini AI dimanfaatkan untuk memastikan proses penagihan tersebut berjalan sesuai aturan dan efisien sehingga institusi keuangan dapat secara efektif menekan potensi terjadinya perselisihan dan meninjau ulang tingkat keberhasilan penagihan.
Individu maupun institusi keuangan juga mulai mengeksplorasi Robo-Advisory, yaitu chatbot dan aplikasi assistant yang bekerja sama melakukan monitoring terhadap keuangan pribadi. Pengguna cukup menetapkan target berapa jumlah uang yang akan ditabung atau menentukan pengeluaran. Selanjutnya, serahkan pada si asisten keuangan yang akan menyajikan insight agar pengguna dapat mencapai target keuangan yang diinginkan.
Perusahaan juga dapat memanfaatkan AI untuk pengelolaan travel & expense. Sistem ini akan memanfaatkan deep learning untuk meningkatkan kualitas ekstraksi data berbagai jenis kuitansi, seperti kuitansi penginapan di hotel, pembelian bensin, tol dan lain. Pemanfaatan ini akan membantu perusahaan memangkas approval workflow dan biaya pemrosesan per unit.
Baca juga: Memahami Artificial Intelligence dari petunjuk toilet
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR