Facebook dan Instagram menggunakan sistem algoritma canggih untuk menampilkan konten atau postingan yang banyak diminati dan relevan untuk penggunanya.
Head of Instagram, Adam Mosseri menjelaskan cara kerja algoritma Instagram mengumpulkan informasi untuk menampilkan konten yang sesuai dengan pengguna. Instagram memiliki banyak algoritma untuk membuat pengalaman pengguna Instagram lebih baik.
"Setiap fitur aplikasi Instagram, seperti Feed, Explore Reels, menggunakan algoritmanya sendiri-sendiri berdasarkan bagaimana pengguna memanfaatkannya. Pengguna biasanya menggunakan Stories untuk melihat kegiatan para kerabatnya. Di sisi lain, Explore digunakan untuk mencari beragam hal baru," ujar Mosseri.
Mosseri mengatakan algoritma Instagram memiliki sejumlah faktor 'sinyal' untuk menampilkan konten relevan.
"Ada ribuan dari mereka (sinyal). Mereka mencakup semuanya, mulai dari waktu postingan dibagikan, penggunaan ponsel atau web, hingga seberapa sering Anda menyukai sebuah video/foto," kata Mosseri.
Begini Cara Instagram menampilkan Feed dan Stories yang relevan
Secara garis besar, ada beberapa 'sinyal' yang dipertimbangkan algoritma Instagram. Secara berurutan, faktor pertimbangan tersebut adalah:
1. Informasi tentang konten/postingan
Informasi tersebut menunjukkan seberapa populer sebuah unggahan di Instagram seperti jumlah like, atau banyak dilihat atau tidak.
2. Informasi tentang orang yang membuat postingan tersebut
Instagram juga mempertimbangkan berapa kali pengguna berinteraksi dengan orang yang membuat postingan tersebut dalam beberapa minggu terakhir. Jika orang tersebut menurut sistem menarik, atau sering berinteraksi dengan pengguna, maka postingan tersebut kemungkinan juga bakal dimunculkan.
3. Aktivitas pengguna
Aktivitas pengguna seperti konten apa saja yang pengguna sukai, juga menentukan cara bekerja algoritma Instagram.
4. Riwayat interaksi dengan pengguna lain
Jika pengguna sering menyukai atau berkomentar di postingan orang, maka postingan lainnya yang diunggah orang tersebut kemungkinan bakal lebih banyak dimunculkan.
Mosseri menambahkan bahwa pihaknya juga menghindari sistem mereka menampilkan postingan yang sama di Instagram Feed dan Stories. Misalnya, pengguna yang mengunggah konten di Feed dan mengunggahnya kembali di Stories kemungkinan hanya akan dilihat pengguna lainnya satu kali.
Apabila pengguna lain itu melihat konten tersebut di Stories, maka mereka boleh jadi tak akan melihat konten yang sama dari pengguna yang sama pula di lini masa atau Feed Instagram mereka.
Sama seperti Feed dan Stories, Instagram juga menggunakan preferensi dan aktivitas pengguna dalam menampilkan konten-konten yang ada di tab explore. Misalnya, pengguna baru saja menyukai sejumlah foto dari akun A. Instagram kemudian akan melihat siapa lagi pengguna lain yang menyukai foto akun A tersebut.
Lalu, Instagram akan mengidentifikasi akun atau konten apa saja yang diminati pengguna lain tersebut dan menampilkannya kepada Anda.
"Setelah kami menemukan sekelompok foto atau video yang mungkin menarik bagi Anda, kami akan mengurutkannya berdasarkan seberapa besar ketertarikan Anda terhadap konten tersebut," ungkap Mosseri.
Hal inilah yang membuat pengguna akan dapat melihat konten-konten yang sesuai dengan minat meski tidak mem-follow akun tersebut. Selain itu, untuk menampilkan konten Explore yang relevan, Instagram mempertimbangkan beberapa faktor berikut ini secara berurutan.
1. Informasi tentang konten/postingan
Sama seperti Feed dan Stories, Instagram akan melihat seberapa populer konten tersebut, seperti jumlah like dan jumlah ditonton.
2. Riwayat interaksi dengan pengguna lain
Jika seorang pengguna pernah berinteraksi dengan pengguna lain, hal tersebut akan memberikan gambaran tentang seberapa tertarik pengguna terhadap sebuah konten. Ini kemudian menjadi salah satu pertimbangan Instagram untuk menampilkan sebuah konten yang relevan.
3. Aktivitas pengguna
Sama seperti Feed dan Stories, dalam menampilkan konten di Explore, Instagram juga mempertimbangkan aktivitas pengguna seperti konten apa saja yang disukai, ditonton, disimpan.
4. Informasi tentang orang yang membuat postingan tersebut
Instagram akan melihat seberapa sering pengguna berinteraksi dengan pengguna lain dalam beberapa waktu terakhir. Hal ini membantu Instagram untuk mencari konten yang relevan.
Instagram juga menampilkan konten yang sesuai dengan minat pengguna meski tidak mem-follow akun yang mengunggah konten tersebut. Menurut Mosseri, konten yang ada di Reels hanya fokus pada konten-konten yang menghibur.
"Kami melakukan survei kepada orang-orang dan menanyakan apakah mereka menemukan konten Reels tertentu yang menghibur atau lucu. Kami belajar dari feedback mereka untuk mencari tahu konten apa yang akan menghibur orang," kata Mosseri.
Secara berurutan, berikut ini adalah faktor-faktor yang dipertimbangkan algoritma Instagram:
1. Aktivitas pengguna
Instagram akan melihat konten Reels seperti apa yang banyak disukai pengguna, siapa saja yang di-follow, dan berapa lama pengguna menonton konten tersebut.
2. Riwayat interaksi dengan pengguna lain
Seperti di Explore, Instagram juga mempertimbangkan riwayat interaksi seorang pengguna dengan pengguna lain yang mengunggah konten Reels. Jika sering berinteraksi, Instagram akan mempertimbangkan untuk lebih sering menayangkan konten dari pengguna tersebut.
3. Informasi tentang konten Reels
Instagram juga memperhatikan isi dari konten Reels yang banyak disukai pengguna, seperti salah satunya suara atau lagu yang digunakan dalam video.
4. Informasi tentang orang yang membuat postingan tersebut
Instagram akan melihat popularitas dari orang yang mengunggah konten Reels tersebut. Semakin populer, maka kemungkinan besar konten tersebut akan lebih sering tampil di hadapan pengguna.
Mosseri juga mengatakan bahwa Instagram "tidak menyukai" konten Reels dengan kualitas gambar yang rendah, konten dengan watermark, atau konten berbau politik, partai, atau pejabat pemerintah.
Kendati postingan yang dimunculkan di Instagram diatur oleh algoritma, Mosseri menjelaskan bahwa pengguna sejatinya bisa 'melatih' algoritma tersebut supaya sesuai dengan keinginan mereka.
Pertama, pengguna bisa memilih atau menyortir daftar Close Friends di Instagram untuk fitur Stories. Daftar tersebut bisa diatur melalui fitur Close Friends yang bisa diakses pengguna melalui profil Instagram masing-masing.
Hal ini bisa melatih Instagram untuk melihat siapa saja kerabat dekat Anda, dan ujung-ujungnya juga akan menyesuaikan algoritma untuk menampilkan postingan mereka, baik di Feed atau Stories.
Kedua, bungkam postingan atau akun yang menurut Anda tidak relevan atau menarik dengan fitur Mute. Pengguna bisa melakukan Mute dengan berbagai cara. Untuk membungkam sebuah profil, masuk ke profil yang akan di bungkam lalu klik tombol "Following" dan pilih "Mute".
Kemudian, pilih apakah konten yang tidak mau Anda lihat dari pengguna tersebut, bisa Feed atau Stories. Pengguna juga bisa melakukan Mute terhadap sebuah postingan di Feed atau Stories. Untuk Feed, mereka cukup meng-klik ikon "tiga titik" di pojok kanan postingan dan pilih "Mute".
Lalu untuk Stories, pengguna cukup meng-klik dan menahan (hold) bubble Stories dari seorang pengguna dan memilih menu "Mute" di jendela yang muncul.
Ketiga, Anda bisa menandai berbagai postingan di Feed atau Explore dengan memilih menu "Not Interested". Menu tersebut bisa diakses melalui ikon tiga titik di pojok kanan atas di tiap postingan.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR