Seorang pelajar di Wuhan ketahuan melakukan kecurangan saat mengikuti Gaokao, ujian nasional untuk masuk universitas di China. Pelajar dengan nama akhir Wu ini tertangkap basah memotret kertas ujian, lalu mengirimkan ke sebuah aplikasi edukasi online.
Pihak otoritas ujian menyebut, kecurangan pelajar ini terungkap dari video pengawas di kelas ujian. Akibat kecurangan ini, semua hasil ujian Wu dianulir dan ia pun dipastikan gagal masuk ke universitas yang dituju.
Gaokao sendiri adalah ujian nasional di China yang terkenal akan tingkat kompetisi yang sangat tinggi. Hanya 1% dari sekitar 10 juta pelajar yang berhasil lolos ujian sekelas SBMPTN ini. Pada saat ujian, lalu-lintas sekitar tempat ujian dialihkan untuk menciptakan ketenangan selama ujian. Ambulan juga disiapkan untuk mengantisipasi peserta yang pingsan karena tekanan.
Mengapa bisa Nyontek?
Pihak otoritas pun bekerja keras memastikan ujian berlangsung dengan adil tanpa kecurangan. Berbagai teknologi canggih diterapkan, mulai dari penggunaan facial recognition untuk memastikan identitas peserta, sampai drone yang melayang di arena ujian untuk memindai gelombang radio.
Bahkan jaringan telekomunikasi di sekitar tempat ujian juga diacak agar tidak ada yang bisa berkomunikasi via jaringan telepon dan data.
Karena itu, peristiwa kecurangan Wu pun menjadi pembicaraan publik China. Bagaimana ia bisa membawa smartphone ke dalam ruang ujian dan mengirim foto?
Penyelidikan menunjukkan, ada kerusakan perangkat pengacak sinyal yang seharusnya menyelubungi area sekitar ujian. Wu sendiri menggunakan HP 5G yang berhasil menembus lapisan pelindung tersebut.
Sementara terkait perangkat smartphone yang digunakan, pihak otoritas menyebut ada kelalaian dari tim yang memeriksa pelajar saat masuk ruang ujian.
Pertanyaan lain yang belum bisa dijawab adalah apakah ada peserta lain yang juga berhasil memanfaatkan celah keamanan ini.
Penulis | : | Wisnu Nugroho |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR