Jika di masa lalu mendapatkan itinerary atau rencana perjalanan adalah hal yang merepotkan karena keterbatasan informasi, sebaliknya di era digital saat ini, berbagai informasi terkait hal itu dapat mudah ditemukan di internet.
Namun demikian, informasi tersebut tersebar secara acak dan parsial di berbagai website (situs), maupun media sosial.
Tentunya, itu dapat menimbulkan kesulitan tersendiri bagi traveler (pelancong) untuk mendapatkan itinerary yang diinginkan.
Hal inilah yang melatarbelakangi hadirnya Kemanayo, sebuah startup yang mengembangkan itinerary marketplace yang menyediakan berbagai pilihan itinerary secara menyeluruh dan personal dalam satu platform.
Berbasis website dan mobile app (Android dan iOS), platform Kemanayo menyediakan produk berupa berbagai macam itinerary, dengan panduan travel lengkap, built-in digital map, serta detail kegiatan yang dapat dilakukan, dan juga rekomendasi dari travel contributor mengenai hal apa saja yang seru dan wajib untuk dilakukan.
Bagi traveler yang gemar membuat konten foto/video di media sosial seperti Instagram, Kemanayo juga menyediakan informasi tambahan seperti spot foto Instagenic hingga tips dan trik yang bisa bikin makin eksis.
Rizal Azhar, Direktur Kemanayo, mengatakan “Selama ini, banyak traveler yang kesulitan mendapatkan itinerary yang sesuai dengan keinginan mereka. Seringkali mereka harus berpindah-pindah ke banyak website, serta media sosial, lalu men-screenshot atau mencatat secara manual. Hal ini selain menyebabkan banyak waktu yang terbuang, dan sering kali juga membuat traveler menjadi bingung sendiri dalam menentukan.”
Kemanayo menawarkan perjalanan wisata yang unik dan personal, di mana setiap pilihan itinerary yang tersedia di dalam platform diciptakan secara tematik oleh travel contributor yang merupakan travel enthusiast, tour guide, UMKM, hingga masyarakat lokal dari setiap destinasi.
“Sekarang sudah bukan zamannya lagi traveling yang kaku dan membosankan. Di Kemanayo, kami mengkategorikan itinerary yang tersedia secara tematik sesuai dengan minat dari traveler, seperti kuliner, sejarah, sport, outdoor, hingga instahunt. Ambil contoh, buat pecinta gowes, bisa mendapatkan rute gowes yang seru dan anti mainstream, atau buat penggemar K-Pop, juga bisa mendapatkan itinerary yang K-Pop banget,” ungkap Rizal lagi.
Sejalan dengan ini, Muhamad Tidar Hetsaputra, Koordinator Tata Kelola Ekonomi Digital II Kemenparekraf, juga sependapat bahwa agar industri pariwisata Indonesia bisa pulih di tengah situasi pandemi, dibutuhkan inovasi yang berbeda dan sesuai dengan tren masa kini.
“Potensi pariwisata Indonesia sangat besar, dengan inovasi dan penerapan teknologi, ke depannya akan menumbuhkan ekosistem digital yang saya harap dapat membuka segala potensi pariwisata Indonesia,” ujar Muhamad.
Ia juga menambahkan bahwa kebangkitan pariwisata harus sejalan dengan pertumbuhan ekonomi di wilayah masing-masing, terutama sektor UMKM.
“Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang memiliki multiplier effect terbesar dalam roda perekonomian Indonesia. Dan sangatlah penting agar kemajuan pariwisata juga sejalan lurus dengan peningkatan ekonomi daerah, karena industri pariwisata berkaitan dengan berbagai subsektor mulai dari transportasi dan akomodasi hingga usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM),” tutur Muhamad.
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR