Terhitung sejak Maret 2020, Indonesia telah dilanda pandemi Covid-19 lebih dari satu tahun. Pandemi tidak hanya menimbulkan krisis di bidang kesehatan masyarakat, tetapi ekonomi.
Saat Covid-19 mulai merebak, pembatasan aktivitas masyarakat pun diterapkan. Di satu sisi, pembatasan aktivitas tersebut dilakukan demi mencegah tingginya angka penularan virus. Namun, di sisi lain memberi tantangan bagi pelaku industri.
Hampir semua sektor industri terdampak. Meski demikian beberapa sektor memiliki potensi cukup besar untuk bertumbuh, seperti industri logistik dan kesehatan.
Di era new normal seperti sekarang ini, permintaan atau demand untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari terus ada. Oleh sebab itu, industri logistik yang menyediakan berbagai bahan makanan dan kebutuhan konsumsi sehari-hari tetap memperoleh permintaan tinggi.
Baca Juga: Jawab Tantangan Pemberdayaan Perempuan Lewat Teknologi, Indosat Luncurkan SheHacks 2021
Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) juga memprediksi, aktivitas bisnis logistik pada 2021 akan meningkat sebanyak 7 persen. Hal tersebut didukung oleh tingkat konsumsi masyarakat yang akan terus meningkat.
Mengingat kepedulian konsumen akan kesehatan semakin tinggi di masa pandemi, perusahaan dituntut untuk selalu memastikan kualitas produk tetap optimal ketika sampai di tangan konsumen. Utamanya, produk-produk seperti bahan makanan segar, frozen food, kosmetik, hingga obat-obatan.
Oleh karenanya, perusahaan perlu melakukan kontrol penuh terhadap kegiatan operasionalnya, mulai dari produksi, penyimpanan, hingga distribusi ke tangan konsumen.
Sama halnya dengan logistik, pelayanan dan fasilitas kesehatan juga menjadi salah satu kebutuhan yang paling dicari masyarakat saat ini. Hal ini membuat industri kesehatan potensial untuk tumbuh.
Baca Juga: Indosat Luncurkan IDCamp 2021 dan Bagikan Beasiswa Belajar Coding
Namun, kesadaran masyarakat terhadap standar pelayanan kesehatan juga semakin tinggi. Sistem pelayanan kesehatan berbasis konvensional mulai dipandang sebagai sistem yang tidak efisien dan aman.
Bahkan, berdasarkan survei cepat yang dilakukan Markplus Inc., sebanyak 71,8 persen responden mengaku tidak pernah mengunjungi rumah sakit atau klinik secara langsung sejak pandemi Covid-19.
Penulis | : | Yussy Maulia |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR