3. Equifax
Equifax adalah perusahaan yang memberikan penilaian mengenai layak tidaknya suatu konsumen beroleh kredit dari perusahaan pemberi kredit. Pada tahun 2017, Equifax mengalami data breach. Equifax bisa dibilang beroperasi secara internasional, tetapi sebagian besar konsumen yang terdampak data breach yang dimaksud adalah masyarakat Amerika Serikat. Jumlah anggota masyarakat Amerika Serikat yang terdampak data breach Equifax tersebut adalah sekitar 147 juta orang. Data yang bocor adalah data personal dari masing-masing orang yang dimaksud.
Pemerintah Amerika Serikat pun mewajibkan Equifax untuk memberikan ganti rugi kepada orang yang terdampak. Jumlah ganti rugi yang diberikan Equifax, secara total, bisa mencapai US$425 juta. Namun, kerugian yang dialami Equifax lebih besar dari itu. Turunnya nilai saham dari Equifax setelah data breach yang dialami terkuak ke publik mengakibatkan kerugian yang jauh lebih besar. Mengutip Money, tak lama setelah data breach-nya terkuak ke publik, Equifax mengalami kerugian sebesar US$4 miliar.
4. Sony Pictures Entertainment
Pada tahun 2014, Sony Pictures Entertainment mengalami serangan yang mencakup data breach. Data yang bocor seperti aneka data pribadi karyawannya, skrip film yang sedang diproduksi, dan e-mail antarkaryawan. Selain itu, serangan terhadap Sony Pictures Entertainment juga menggangu pekerjaan yang dilakukan di sana selama beberapa waktu.
Menariknya — ini yang menghebohkan, serangan terhadap Sony Pictures Entertainment yang mencakup data breach tersebut menyertakan permintaan untuk menarik film berjudul “The Interview”. Film Sony Pictures Entertainment bersangkutan saat itu akan dirilis. Cerita dari film tersebut memang melibatkan pemimpin Korea Utara sehingga serangan itu diyakini berhubungan dengan Korea Utara. Sebelumnya, Korea Utara memang telah menyatakan ketidaksetujuannya dengan film bersangkutan. Banyak pula bioskop di Amerika Serikat yang kemudian menolak untuk menanyangkannya karena takut akan turut diserang.
5. Marriott International
Marriott International mengumumkan mengalami data breach pada tahun 2018. Namun, dari hasil penyelidikannya, data breach tersebut bisa dibilang terjadi sejak tahun 2014. Sebelumnya, Marriott International membeli Starwood Hotels and Resorts Worldwide pada tahun 2016. Data breach yang berlangsung sejak tahun 2014 itu berada pada sistem reservasi Starwood. Meski membeli Starwood pada tahun 2016, Marriott International sampai menemukan data breach yang dimaksud, belum menggabungkan atau memindahkan sistem reservasi untuk tamu Starwood ke Marriott International.
Data breach yang dialami Marriott International bersangkutan berdampak pada sekitar 500 ribu tamu Starwood. Adapun data yang bocor mencakup berbagai data personal seperti nama, alamat surat-menyurat, nomor telepon, alamat e-mail, nomor paspor, tanggal lahir, dan jenis kelamin. Informasi sehubungan pembayaran dari sebagian tamu, tepatnya nomor kartu dan tanggal kedaluwarsa kartu, juga bocor. Namun, khusus informasi sehubungan pembayaran tersebut dienkripsi.
KOMENTAR