Bertempat di Jakarta, ManageEngine beberapa hari lalu mengumumkan sejumlah temuan dari studi pasar terbarunya yang bertajuk "The 2021 Digital Readiness Survey". ManageEngine menemukan banyak organisasi di berbagai belahan dunia belum menerapkan Zero Trust pada kebijakan cyber security alias keamanan siber mereka. Padahal, jumlah cyber attack alias serangan siber pada lingkungan kerja jarak jauh mengalami peningkatan. Pandemi COVID-19 yang berlangsung sejak tahun lalu memang mengakibatkan peralihan cara bekerja ke daring alias jarak jauh pada banyak organisasi, setidaknya untuk sebagian pekerjanya. Zero Trust atau Zero Trust Security merupakan model yang mengharuskan segala sesuatu yang mencoba terhubung ke sistem TI diverifikasi terlebih dahulu sebelum akses diberikan. Dengan kata lain; seperti namanya; tidak mempercayai permintaan akses apa pun, dari mana pun. Zero Trust mengurangi risiko sehubungan cyber security.
“Sangat memprihatinkan ketika banyak perusahaan yang kurang mementingkan keamanannya dibanding mereka yang serius menggarap keseluruhan sistem keamanan perusahaan. Perusahaan harus mengambil sikap tegas untuk keamanan dengan melatih para karyawan, investasi dalam solusi pencegahan dan menerapkan pendekatan Zero Trust, di mana bahkan tidak secara otomatis memberikan seluruh akses ke informasi sensitif kepada mereka yang meski berada di posisi yang cukup tinggi di perusahaan,” kata Rajesh Ganesan (Vice President of ManageEngine). “Semoga laporan ini dapat menjadi peringatan bagi berbagai perusahaan, termasuk di Asia Tenggara, ketika tengah merencanakan strategi keamanan perusahaan dan dapat mendorong mereka untuk mengambil pendekatan proaktif,” tegasnya.
ManageEngine menambahkan, menurut The 2021 Digital Readiness Survey, 56% organisasi di berbagai belahan dunia telah mengubah kebijakan cyber security mereka di tengah peralihan kerja jarak jauh dan peningkatan cyber attack pada lingkungan kerja jarak jauh tersebut. Namun, hanya 31% organisasi di berbagai belahan dunia yang sudah mengadopsi Zero Trust. ManageEngine juga menemukan bahwa perusahaan di Singapura relatif lebih baik dalam mengadopsi Zero Trust untuk melindungi jaringan mereka. Sebanyak 40% responden yang dimaksud menyatakan telah menerapkan Zero Trust.
Selain Zero Trust, beberapa temuan ManageEngine lain dari The 2021 Digital Readiness Survey adalah 93% responden menyatakan berbagai ancaman keamanan meningkat akibat pandemi, 78% responden menyebutkan pekerja jarak jauh mengunduh peranti lunak tanpa mendapatkan persetujuan dari departemen TI, 56% responden mengatakan keamanan cloud tetap menjadi perhatian utama, dan 96% responden mengharapkan organisasi mereka mendukung pekerja jarak jauh dalam dua tahun ke depan.
The 2021 Digital Readiness Survey sendiri melakukan survei terhadap 1.210 eksekutif dan profesional TI dari Singapura, India, Amerika Utara, Inggris, Australia, dan Selandia Baru. Informasi tambahan mengenai temuan ManageEngine bsia dilihat di www.manageengine.com/the-digital-readiness-survey-2021/index.html?PressRelease.
KOMENTAR