E-commerce merupakan salah satu sektor yang telah memanfaatkan teknologi AI/Artificial Intelligence alias kecerdasan buatan untuk mendukung bisnisnya. Seperti apa contoh penerapan AI di sektor tersebut?
AI adalah sebuah sistem komputer yang dapat mengatur sebuah mesin, sehingga mesin tersebut dapat meniru cara berpikir manusia dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan dan akhirnya membuat pekerjaan menjadi lebih efisien dan praktis.
Di sektor e-commerce, banyak nama-nama besar perusahaan di sektor tersebut yang telah menggunakan AI.
Dengan memanfaatkan teknologi ini, pelanggan e-commerce menjadi lebih mudah memperoleh produk sesuai kebutuhannya dan di sisi lain perusahaan e-commerce dapat meningkatkan layanan yang memberi kepuasan lebih.
Saat ini, pengaplikasian AI di sektor e-commerce paling populer berada di tiga hal, yaitu chatbot, recommendation engines, dan smart logistics.
1. Chatbot
Chatbot Berfungsi untuk menanggapi pertanyaan pelanggan, menanggapi perintah suara untuk tugas-tugas sederhana, dan memberikan rekomendasi produk melalui interaksi menggunakan bahasa yang alami.
Salah satu e-commerce yang telah menerapkan teknologi chatbot di platformnya adalah Lazada. Menurut Lazada, teknologi ini dapat membantu tim customer services dalam melayani pelanggan Lazada yang jumlahnya terus bertumbuh.
Melalui chatBot, Lazada membuat AI yang mampu menjawab pola pertanyaan serupa atau berulang dari para pelanggannya, mulai dari informasi yang berkaitan dengan status pemesanan hingga pengembalian produk.
Lazada mengklaim bahwa chatbot yang mereka kembangkan memiliki tingkat interaksi dan keberhasilan diatas 80 persen.
Selain Lazada, e-commerce lain di Indonesia yang juga menggunakan chatbot di platformnya seperti Tokopedia, Shopee, Bukalapak, dan lainnya.
2. Recommendation Engines
Dengan recommendation engines, perusahaan e-commerce dapat menganalisis perilaku pelanggan di situs web/aplikasi mereka dan menggunakan algoritme untuk memprediksi produk apa yang mungkin menarik bagi pelanggan dan memberikan rekomendasi.
Tokopedia merupakan e-commerce yang sudah menerapkan teknologi ini. Disebut Fast Recommendation System, teknologi ini digunakan untuk membaca karakteristik atau behaviour dari masing-masing pengguna platform Tokopedia.
Ketika pengguna tersebut sering membeli atau melihat suatu barang, maka sistem Tokopedia akan merekomendasikan produk lain yang berkaitan dengan apa yang sebelumnya sudah dilihat atau dicari oleh pengguna.
Fast Recommendation System bekerja dengan menggunakan ML/Machine Learning (pembelajaran mesin) yang dapat melihat semua produk yang ada di Tokopedia, dan selanjutnya mesin tersebut akan menangkap pola-pola yang ada.
Ketika pengguna mengklik suatu produk, maka pola tersebut akan dilihat oleh pola yang berada di dalam ML. Jika produk berkaitan dan sesuai, maka rekomendasinya akan dikirim ke perangkat pengguna.
3. Smart Logistics
Algoritme ML yang diterapkan pada data untuk membantu mengotomatisasikan operasi di gudang atau membantu proses pengantaran produk ke pelanggan e-commerce.
E-commerce Alibaba menjadi contoh yang sudah menerapkan teknologi ini. Lewat anak perusahaannya yang bergerak di bidang logistik yakni Cainiao, AI yang digunakan untuk membantu memetakan rute pengiriman produk ke pelanggan yang paling efisien.
Alibaba mengklaim bahwa teknologi logistik pintar ini telah menghasilkan pengurangan 10 persen dalam penggunaan kendaraan dan pengurangan 30 persen dalam jarak perjalanan.
Cainiao yang didirikan Jack Ma pada tahun 2013 menciptakan platform informasi logistik yang menghubungkan jaringan mitra, gudang, dan pusat distribusi.
Pada Agustus 2016, Cainiao memproses data untuk 70 persen pengiriman paket di Tiongkok, rata-rata 42 juta per hari, sambil menghubungkan lebih dari 90 mitra domestik dan internasional.
Prestasi ini dimungkinkan oleh data besar dan teknologi pintar Cainiao yang mendukung sistem manajemen gudang cerdas, sistem waybill digital, serta penyortiran dan pengiriman paket terkomputerisasi di pusat distribusi.
Insinyur IT di Cainiao menerapkan sejumlah teknologi AI untuk mempercepat pengiriman produk ke pelanggan.
Misalnya, perusahaan menggunakan GIS (Geographic Information System) dan AI untuk melatih model komputer guna menentukan rute pengiriman tercepat dan paling hemat biaya di berbagai jaringan jalan yang kompleks, termasuk daerah pedesaan dan perkotaan yang padat.
Selain itu, Cainiao juga menggunakan teknologi AI untuk memprediksi ukuran kotak yang harus digunakan untuk mengemas pesanan produk pelanggan secara efisien yang terdiri dari item dengan berbagai ukuran dan berat.
Perusahaan mengatakan teknologi ini mampu mengurangi penggunaan bahan pengemasan lebih dari 10 persen.
Nah, itulah beberapa contoh implementasi teknologi AI di sektor e-commerce. Bisa dipastikan bahwa ke depannya para perusahaan e-commerce akan terus menciptakan terobosan AI yang relevan dengan bisnis mereka masing-masing. Dengan kata lain, teknologi AI akan memiliki prospek yang sangat baik.
Baca Juga: Contoh Penerapan Artificial Intelligence dalam Mengolah Masakan
Baca Juga: Apa Itu Artificial Intelligence, Machine Learning, dan Deep Learning?
Baca Juga: Contoh Pemanfaatan Teknologi Artificial Intelligence di Industri Migas
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR