Ekonomi digital saat ini adalah home of the creative economy dan terdapat 20 juta masyarakat Indonesia yang menggantungkan hidupnya di ekonomi kreatif.
Berdasarkan sebuah hasil riset, meskipun di tengah situasi pandemi, sepanjang tahun 2020 ekonomi digital di Indonesia melesat sebesar 10 persen. Sementara, terhitung pada bulan Juni 2021, sebanyak lebih dari 12 juta UMKM telah go digital.
Angka-angka ini menjadi indikator positif bagi target pemerintah yakni tercapainya kontribusi ekonomi digital terhadap pendapatan domestik bruto (PDB) sebesar 18 persen serta mendorong digitalisasi ke lebih dari 30 juta UMKM.
Di sisi lain, kunci pertumbuhan ekonomi juga dipegang oleh lebih dari 60 juta UMKM yang memberikan sumbangsih sebesar lebih dari 60 persen terhadap PDB.
Di sini, startup memegang peran penting sebagai akselerator digitalisasi di kalangan UMKM yang notabene masih menjalankan praktik-praktik bisnis tradisional.
Dalam acara Media Briefing AWS (Amazon Web Services) yang digelar Selasa (7/9/21), Sandiaga Salahuddin Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengatakan bahwa Pemerintah RI, khususnya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, berkomitmen untuk turut andil meningkatkan ekosistem startup Indonesia.
“Indonesia mencapai peringkat kedua di kategori Top 100 Emerging Ecosystems menurut laporan Global Startup Ecosystem Report tahun 2020. Capaian ini merupakan indikator bahwa ekosistem startup Indonesia memiliki potensi yang luar biasa,” jelas Sandi.
Dijelaskannya, Kemenparekraf sendiri mendukung ekosistem startup Indonesia lewat berbagai program tepat manfaat seperti Baparekraf for Startup (BEKUP), mempertemukan komunitas penggiat teknologi di Baparekraf Developers’ Day, menyediakan wadah untuk pelatihan talenta digital, inkubasi, serta onboarding, menyelenggarakan Baparekraf Game Prime 2021 bertepatan dengan Hari Game Indonesia.
Sandiaga juga menginformasikan bahwa Gerakan Bangga Buatan Indonesia sendiri telah membantu hampir 11,7 juta UMKM melakukan transformasi digital.
“Masih ada sekitar 30 juta UMKM yang perlu dibantu untuk go digital hingga 2024 mendatang,” tutur Sandi.
Menurut Sandi, untuk sekarang peran strategis yang dimainkan oleh pemerintah, pelaku usaha, serta pemangku kepentingan lainnya seperti komunitas, media, dan lembaga pendidikan adalah merumuskan bagaimana menangkap peluang yang amat besar tersebut dengan bantuan digitalisasi.
Teknologi cloud computing alias cloud computing dinilainya sebagai salah satu penggeraknya. “Pemanfaatan teknologi cloud adalah sebuah tren yang akan terus berlangsung, dan saya percaya bahwa di masa depan, setiap data, operasional, dan beban kerja akan dikelola di cloud. AWS memainkan peran penting sebagai penyedia infrastruktur dan juga layanan berbasis cloud,” jelas Sandi.
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR