Berdasarkan data “Economy Southeast Asia (SEA) 2020” yang dirilis Temasek, Google, dan Bain & Company, setidaknya terdapat 40 juta jiwa jumlah pengguna internet baru di Asia Tenggara tahun 2020 akibat pandemi COVID-19. Sebanyak 39 persen di antaranya berasal dari Indonesia, yang membuat bangsa kita menjadi target pasar utama bagi para startup di Asia Tenggara.
Namun, Indonesia bukan sekedar target market. Pada tahun 2021 ini, geliat ekonomi digital Indonesia menunjukkan arah yang positif, ditandai dengan mergernya GoJek dan Tokopedia. Selanjutnya Bukalapak menjadi startup unicorn pertama di Asia Tenggara yang melakukan Initial Public Offering (IPO).
Berkaca pada perubahan positif tersebut, PT Telkom Indonesia Tbk (Persero) sebagai perusahaan BUMN yang konsisten mendorong pertumbuhan industri kreatif digital di Indonesia melalui program inkubasi/akselerasi Indigo, melakukan rebranding Indigo. Langkah ini sebagai jawaban atas tantangan perubahan untuk mempercepat perkembangan ekosistem startup dan pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.
Dengan mengusung tagline baru setelah rebranding ini, yaitu #TransformNation (sebelumnya #DigitalizingIndonesia), Indigo memiliki misi untuk mencari ide-ide digital kreatif karya anak negeri di berbagai daerah yang bisa mengubah bangsa (to transform nation). Indigo berkeyakinan bahwa ide-ide tersebut tersebar di penjuru negeri yang bisa menetas berupa solusi untuk bangsa selama kami merawatnya (nurturing) sedemikian rupa.
“Proses rebranding Indigo merupakan respons PT Telkom Indonesia untuk menyesuaikan dengan perubahan dalam menjalankan program inkubasi dan akselerasi startup digital di era ‘New Normal’ akibat pandemi COVID-19 ini. Kebaruan dari proses rebranding bukan hanya secara internal dalam hal pengelolaan program inkubasinya, melainkan juga meluncurkan inisiatif secara eksternal yang besar harapannya bisa memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi digital yang nyata bagi Indonesia,” kata Fajrin Rasyid (Direktur Digital Business PT Telkom Indonesia, Tbk).
Selama satu windu menjalankan program inkubasi, startup Indigo telah berkontribusi dalam mendigitalisasi Indonesia di berbagai sektor seperti Smart City, Commerce, Financial, Small Medium Enterprise, Education, Logistic, Health, dan Enterprise, dimana beberapa kontribusi ini terwujud melalui kolaborasi bersama Telkom Group.
Pada rebranding ini, Indigo melakukan 6 pembaruan, meliputi:
Pada bulan September 2021 ini, Indigo juga akan membuka kembali Indigo startup intake batch 2 - 2021. Startup yang berhasil lolos dalam seleksi akan mengikuti program inkubasi/akselerasi dengan berbagai fasilitas yang mendukung perkembangan startup.
Fasilitas yang akan didapatkan adalah program mentorship, startup funding, peluang fund raising kepada para investor dan venture capital, pemanfaatan platform digital Telkom Group dan networking, serta kolaborasi dengan sesama startup Indigo untuk mempercepat pengembangn produk startup. Di samping itu, startup yang mengikuti program inkubasi/akselerasi berkesempatan mendapatkan dukungan market access untuk scaling-up bisnis digital yang dikembangkan.
Beberapa contoh startup sukses yang diinkubasi dan diakselerasi di program Indigo selain RUN System, yang akan melakukan IPO dalam waktu dekat antara lain PrivyID (aplikasi tanda tangan digital), IZY (penyedia mobile concierge), Verihubs (penyedia layanan verifikasi data berbasis Artificial Intelligence/AI), Nodeflux (aplikasi video analytic berbasis AI), Muslim Life (platform edukasi keluarga muslim), Opsigo (online booking platform dan Corporate Travel Management), Goers (online ticketing system), Osman (aplikasi penunjang bisnis kegiatan BUMDES), OnTruck (platform logistic on-demand), dan Bahaso (platform e-learning bahasa asing).
Penulis | : | Indah PM |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR