Jatuh bangun mempertahankan bisnis martabak milik keluarga, Jeffry Cahyadi P akhirnya menemukan strategi jitu di platform GrabFood untuk memasarkan Martabak Sakura yang merupakan salah satu kuliner legendaris di Kota Bandung.
Dipesan tujuh juta kali selama tahun 2020, tak pelak, martabak adalah satu dari sepuluh produk kuliner legendaris Indonesia yang paling banyak dipesan masyarakat Indonesia di platform GrabFood, berdasarkan Laporan Tren Kuliner 2021.
Martabak Sakura yang sudah berdiri sejak tahun 1970-an di Tegalega dan Lengkong Besar, merupakan salah satu merek martabak legendaris di Kota Bandung. Sejak tahun 2009, Jeffry Cahyadi P (47) menjadi generasi kedua penerus bisnis Martabak Sakura sejak tahun 2009, yang sebelumnya dirintis oleh sang ayah mertua.
Saat itu Jeffry berhasil membuka beberapa cabang baru di Antapani dan Kiaracondong. Pasang surut bisnis dan persaingan ketat dengan brand martabak lainnya mendorong Jeffry untuk membuka gerai-gerai baru, seperti di kawasan Dago dan Kelapa Gading, Jakarta. Namun strategi tersebut tidak membuahkan hasil seperti yang diharapkan.
Berdasarkan pengalamannya selama mengurus bisnis keluarga ini, Jeffry menyadari bahwa ternyata konsumen Martabak Sakura lebih menyukai martabak bercita rasa klasik dan orisinal, seperti martabak asin dan martabak kacang. Kemudian dari segi segmentasi konsumen, Martabak Sakura ternyata lebih banyak dikonsumsi oleh masyarakat Bandung sendiri, yang sangat mempertimbangkan harga ekonomis dan besaran porsi.
Berbekal dari wawasan ini, Martabak Sakura melihat peluang dengan bergabung menjadi mitra merchant GrabFood di akhir 2018 untuk menjangkau konsumen lokal di Bandung menggunakan metode yang lebih tepat.
Selama menjalankan usaha di GrabFood, Jeffry merasakan pentingnya peranan Account Manager untuk membantu para mitra merchant menyusun strategi bisnis dan mengembangkan brand awareness di platform daring. Dwi Destiana Sari dan Ramadhan merupakan dua Account Manager (AM) yang terlibat langsung dalam perjalanan bergabungnya Martabak Sakura di GrabFood.
Jeffry menuturkan bahwa para AM selalu siap sedia membantu dan saling bertukar ide untuk strategi bisnis dan market insight. “Mbak Dewi dan Pak Ramadhan sangat kooperatif dan responsif dalam memfasilitasi kami untuk mengetahui informasi terbaru terkait program kampanye, promosi, maupun acara yang bisa kami ikuti dan sampai mau berdiskusi terkait konsultasi strategi bisnis yang tepat untuk mencapai target. Martabak Sakura selalu loyal ikut semua program kampanye yang diadakan Grab karena kami percaya informasi dan panduan yang diberikan AM akan membantu perkembangan bisnis kami,” jelas Jeffry.
Memasuki masa pandemi dan pemberlakuan PPKM yang mengubah tren belanja masyarakat, Jeffry mengatakan peran para AM semakin penting. Di masa pandemi, bisnis Martabak Sakura justru lebih berkembang. Menurut Jeffry,ini khususnya setelah memperkenalkan inovasi paket bundling dengan harga yang jauh lebih ekonomis di GrabFood.
“Pak Ramadhan sebagai AM pun membantu mempersiapkan rencana menu dan strategi potongan yang diperkirakan akan mendapat respon baik dari pelanggan Martabak Sakura,” tutur Jeffry.
Meski memperoleh peluang besar, masa PPKM juga mendatangkan tantangan. Tingginya pesanan Martabak Sakura di GrabFood pada masa PPKM ini terkadang sampai membuat antrian panjang di gerai-gerainya. Ketika masa periode Martabak Sakura mengikuti program kampanye GrabFood, jumlah pesanan bisa naik sekitar 60-70%.
Untuk menyiasatinya, Jeffry membatasi antrean yang ada di outlet dengan menutup pesanan di waktu sibuk lewat fitur GrabMerchant untuk menjaga keamanan dan kesehatan para mitra pengemudi sekaligus agar para konsumen tidak menunggu terlalu lama akibat antrian panjang.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR